Posts tagged ‘pangasius’

DPR Apresiasi Minapolitan Perikanan Budidaya

Neraca.co.id – Kamis, 26/02/2015

Banjar-Pengembangan kawasan minapolitan telah mendorong peningkatan produksi secara signifikan. Kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya yang merupakan konsepsi pembangunan ekonomi yang berbasis kawasan berdasarkan prinsip – prinsip terintegrasi, efisiensi, dan percepatan pembangunan, telah memunculkan kawasan perikanan budidaya yang baru dan mendukung perekonomian daerah.

“Minapolitan perikanan budidaya telah berhasil menjadi contoh daerah lain yang memiliki potensi serupa, sehingga memberikan dampak yang positif bagi daerah lainnya,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, pada saat mendampingi Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI di Cindai Alus, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, kemarin.

Kabupaten Banjar salah satu sentra budidaya ikan Patin

Kabupaten Banjar salah satu sentra budidaya ikan Patin

Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas utama adalah patin. “Kawasan minapolitan perikanan budidaya di Kabupaten Banjar ini, mampu secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam satu hari mampu menghasilkan 35 – 40 ton patin untuk dipasarkan ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Disamping itu, kawasan minapolitan ini telah mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya,” papar Slamet.

Pakan Mandiri

Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) yang telah dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah di terapkan di kawasan budidaya patin Cindai Alus. Pabrik pakan mandiri yang di kelola oleh Bapak Suhadi telah mampu memproduksi pakan patin setiap hari secara rutin. Menurut Pak Suhadi, produksi pakan mandiri yang dia kelola, mampu memproduksi 5 ton pakan setiap hari. “Pakan yang saya produksi ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan di wilayah Cindai Alus. Tetapi dengan Pakan Mandiri ini, kami bisa menurunkan biaya produksi karena harga pakan yang kita produksi harganya lebih murah di banding dengan pakan komersil tetapi kualitasnya tidak kalah dengan pakan pabrikan. Margin yang kita dapat dari budidaya menggunakan pakan mandiri juga meningkat sampai 30 %”, ungkap Suhadi.

FB Upload -Indukan - 1 small

Produksi patin dari kolam Pak Suhadi dengan ukuran 20 x 24 m2, benih 3 inch sebanyak 40 ribu ekor, lama waktu budidaya 7 – 8 bulan, dapat dihasilkan patin ukuran > 800 gr sebanyak 40 ton dengan harga saat ini Rp. 20.000,-/kg.

Data sementara produksi Patin di Propinsi Kalimantan Selatan pada 2014 adalah 25,5 ribu ton. Volume ini setara dengan 6,3 % produksi patin nasional yang mencapai 403 ribu ton. Target produksi patin nasional pada 2015 adalah 604,7 ribu ton dengan target kontribusi produksi dari Kalimantan Selatan sebesar 48,6 ribu ton.

Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menambahkan bahwa program GERPARI adalah salah satu cara untuk mewujudkan Perikanan Budidaya yang Mandiri, berdaya Saing dan Berkelanjutan. “Dengan kemandirian dalam hal pakan, maka margin atau keuntungan pembudidaya akan meningkat dan kesejahteraannya pun akan meningkat. Melalui GERPARI akan di dorong untuk dibentuk Kelompok Pakan Mandiri yang terpisah dari Kelompok Pembudidaya. Kelompok Pakan Mandiri tugasnya adalah memproduksi pakan untuk di gunakan atau dijual ke pembudidaya. Pemerintah akan mensertifikasi pakan yang di produksi oleh Kelompok Pakan Mandiri ini sehingga kualitasnya terjaga. Ini sejakan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, untuk menjadikan pembudidaya ini menjadi pengusaha UMKM bukan hanya buruh. Sehingga upaya ini harus di dukung dan didorong untuk diwujudkan,” jelas Slamet.

Ditambahkan pula bahwa melalui GERPARI maka minat pembudidaya untuk meningkatkan produksi ikannya menjadi lebih besar karena keuntungan yang dihasilkan akan meningkat. Ini sejalan dengan target produksi perikanan budidaya yang terus di tantang untuk meningkat setiap tahunnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mengatakan bahwa DPR cukup puas dengan keberhasilan pembudidaya patin di kawasan minapolitan perikanan budidaya yang berlokasi di Cindai Alus , Kab. Banjar ini.

“Produksi pakan mandiri terbukti mampu meningkatkan gairah pembudidaya untuk berbudidaya. Karena lebih menguntungkan dan terbukti menyerap tenaga kerja. Masyarakat sekitar lokasi budidaya juga lebih sejahtera. Lokasi ini dapat dijadikan contoh kawasan lain sehingga keberhasilan ini bisa di tularkan. DPR terus mendukung program pemerintah yang berpihak pada rakyat dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Titiek.

Sumber: http://www.Neraca.co.id

Budidaya Ikan Patin Kolam Dalam

FB Upload -Indukan - 3 small

1. PENDAHULUAN
Ikan patin sudah mulai populer di hampir seluruh wilayah tanah air. Ada beberapa metode budidaya pembesaran ikan patin antara lain karamba, KJA, serta di kolam tanah baik itu kolam dangkal maupun di kolam dalam.
Diantara metode-metode budidaya pembesaran ikan patin tersebut, budidaya dikolam dalam adalah yang paling unggul karena dapat meningkatkan produksi sampai 2 (dua) kali lipat serta dapat memperbaiki kualitas daging ikan patin itu sendiri, yaitu mencegah daging patin berbau lumpur mengingat sifat patin yang membawa makanannya ke dasar lumpur. Dengan kolam yang dalam, pakan langsung cepat masuk ke mulutnya. Sebaliknya apabila kolam tidak dalam, maka lumpur akan termakan ikan patin.
2. TEKNIS BUDIDAYA IKAN PATIN KOLAM DALAM

2.1. Lokasi
Penentuan lokasi pembesaran ikan patin di kolam dalam, perlu mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut :
1. Lokasi dekat dengan sumber air dan bebas banjir.
2. Tidak tercemar limbah serta jauh dari berbagai sumber polusi, seperti perumahan, industri, pertanian atau peternakan.
3. Tekstur tanah liat berpasir
4. Kemiringan lahan 1%.

2.2. Kualitas Air
Persyaratan kualitas air untuk budidaya pembesaran ikan patin adalah :
a. Suhu antara 25-32oC dengan pH 5-9;
b. Kadar ammoniak (NH3) < 0,01 mg/l;
c. Kecerahan kolam hingga 50 cm;
d. Perairan agak tenang;
e. Kadar oksigen minimum 4 mg/liter air;
f. Kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air.

2.3. Wadah Budidaya
Kolam yang digunakan dalam perhitungan analisa keuangan adalah kolam berbentuk persegi panjang dengan luas 10.000 m2 dengan kedalaman 3 s/d 4 m.

2.4. Sarana
a. Benih
Ukuran benih yang digunakan 3 – 6 inchi, bobot 16-20 gr dengan kepadatan 33 ekor/m2.
b. Pakan
Pakan buatan dengan kandungan protein >25%.
c. Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah genset/tenaga listrik, pompa air, timbangan, ember, drum, hapa, scoop net/lambit, dan jaring. Sedangkan peralatan laboratorium antara lain pengukur kualitas air (termometer, DO meter, refraktometer, kertas lakmus) dan kincir air yang digunakan untuk meningkatkan oksigen di tambak .

2.5. Proses Produksi

a. Persiapan Kolam
1. Persiapan kolam dimulai dengan pengeringan selama 1 minggu sampai dasar kolam mengalami retak-retak dan diikuti dengan pembuatan kemalir/parit dan perbaikan pematang;
2. Setelah pengeringan dasar kolam, kemudian dilanjutkan dengan pengapuran pada tanah yang mempunyai pH rendah (<6) dengan kapur CaO dosis 100 gram/m2 yang bertujuan untuk meningkatkan pH dan membunuh bibit penyakit/hama;
3. Selanjutnya dilakukan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan (merangsang pertumbuhan pakan alami) dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 250-500 gr/m2. Setelah selesai pengolahan kolam dilakukan pengisian air.
4. Pengisian air tawar, yang berasal dari saluran irigasi primer air tawar, dengan menggunakan menggunakan pompa Submersible 8 inci.

b. Penebaran Benih
Benih ditebar pada sore hari yang didahului dengan aklimatisasi antara suhu dalam kolam dengan suhu air yang ada dalam wadah benih, dengan cara kantong benih di masukkan ke dalam kolam terlebih dahulu selama ± 5-10 menit

c. Pemeliharaan
Pakan diberikan 3 kali sehari dan dosis 2-3% dari total biomassa dengan rasio konversi pakan/Food Convertion Ratio (FCR) 1:1,5 yang artinya dibutuhkan sekitar 1 kg pakan untuk 1,5 kg ikan patin yang akan dihasilkan.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam pembesaran ikan patin di kolam dalam, perlu dilakukan beberapa tindakan preventif (pencegahan) untuk menanggulangi munculnya hama dan penyakit. Tindakan preventif yang dilakukan dengan penerapan biosecurity dan aplikasi probiotik sedangkan untuk mendeteksi adanya serangan penyakit dilakukan secara morfologis dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium secara teratur.

e. Panen
Panen dilakukan setelah pemeliharaan mencapai 8 bulan (ukuran mencapai +600 gr sangat dibutuhkan untuk bahan filled). Panen dapat dilakukan dengan panen total.

3. ANALISA USAHA
Analisa usaha budidaya ikan patin di kolam dalam sangatlah bervariasi dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, alat dan bahan yang digunakan, serta letak lokasi usaha.

Analisa Usaha Budidaya Patin Kolam Dalam

Sumber: KKP download PDF

SNI – PERIKANAN AIR TAWAR

DAFTAR SNI – PERIKANAN AIR TAWAR

header KKP GO ID

NOMOR TAHUN TENTANG
6138:2009 2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
6139:2009 2009 Produksi induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
6140:2009 2009 Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
6141:2009 2009 Produksi benih ikan nilah hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
7583:2010 2010 Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan darat
7584:2010 2010 Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara
02-6730.1-2002 2002 Benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
02-6730.2-2002 2002 Induk kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)
02-6730.3-2002 2002 Produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
02-6730.4-2002 2002 Produksi induk kodok lembu (bull frog) (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6486.1-2000 2000 Induk udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6486.2-2000 2000 Benih udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man) kelas benih sebar
02-6486.2-2002 2002 Produksi induk udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6486.3-2000 2000 Produksi benih udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man) kelas benih sebar
01-6489-2000 2000 Metode pengambilan contoh benih ikan dan udang
01-6491-2000 2000 Metode pengujian mutu daya tetas artemia
01-6485.1-2000 2000 Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6485.2-2000 2000 Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar
01-6485.3-2000 2000 Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar
01-6483.1-2000 2000 Induk ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6483.2-2000 2000 Benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) kelas benih sebar
01-6483.3-2000 2000 Produksi Induk ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6483.4-2000 2000 Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) kelasenih sebar
01-7256-2006 2006 Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
01-7471.1-2009 2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: induk kelas induk pokok (parent stock)
01-7471.2-2009 2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 2: Produksi induk kelas induk pokok (parent stock)
01-7471.3-2009 2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar
01-6484.1-2000 2000 Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6484.2-2000 2000 Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar
01-6484.3-2000 2000 Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6484.4-2000 2000 Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar
01-6130-1999 1999 Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6131-1999 1999 Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6132-1999 1999 Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
01-6133-1999 1999 Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
01-6134-1999 1999 Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6135-1999 1999 Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6136-1999 1999 Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar
01-6137-1999 1999 Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar
01-6138-1999 1999 Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6139-1999 1999 Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)
01-6140-1999 1999 Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
01-6141-1999 1999 Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Patin: Sumber Omega-3 Tinggi

Jakarta (ANTARA News) –

image

Asam-asam lemak tak jenuh yang termasuk ke dalam kelompok asam lemak Omega-3 banyak terdapat di lemak abdomen atau isi perut ikan patin.

Berbagai jasad renik (mikroba) air yang memanfaatkan bahan organik abdomen ikan patin diketahui dapat mengembangkan populasinya secara cepat, seperti dikutip dari Jurnal “Ecolab” edisi Juli 2008.

Penelitian yang dikembangkan oleh para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Nusa Bangsa itu menjelaskan bahwa kepala dan isi perut ikan patin kerap menjadi limbah dalam proses pemanfaaatan ikan patin.

Isi perut ikan patin yang berbau amis serta kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah, membuat banyak orang memilih membuang abdomen ikan tersebut begitu saja dan menimbulkan pencemaran di lingkungan.

RTM Sutamihardja, peneliti dari IPB, mengatakan, “Bila diolah dengan tepat, isi (perut) ikan patin justru bisa menjadi sumber minyak ikan yang mengandung Omega-3 tinggi.”

Berdasarkan penelitian di laboratorium kimia, hasil kandungan total asam lemak jenuh di isi perut ikan patin adalah 23,96 persen dan asam lemak tak jenuh sebanyak 59,23 persen.

Isi perut ikan patin mengandung asam oelat 44,13 persen, asam linoleat 19,01 persen, asam palmitoleat 7,24 persen, dan asam palmitat 22,14 persen. Sementara asam kaprilat hanya 0,12 persen, alias sangat kecil sekali.

Sumber : antaranews.com

Oven-baked Patin Fish

Roasted Pangasius Fish
Bahan

350 gram fillet ikan patin
Air jeruk
Garam dan merica secukupnya
15 gram bawang bombay mentah
20 gram paprika kuning, iris
40 gram tepung roti
0.66 sendok makan minyak zaitun
Siapkan piring oven anti lengket (berbahan teflon).

Cara

Letakan fillet Patin diatas piring,
Taburi  dengan garam dan merica sesuai selera,
Taburkan berturut-turut irisan tipis bawang bombay, paprika,  tepung roti dan lumuri minyak zaitun.
Panggang dalam oven pada 180 derajat sampai matang (sekitar 20 menit)

Sajikan dengan campuran salad.

Jumlah Porsi: 2

source: http://recipes.sparkpeople.com