Posts tagged ‘Bibit Lele’

Desinfektan: Glutaraldehyde

Definisi

Glutaraldehyde merupakan desinfektan golongan aldehyde, termasuk desinfektan yang kuat, spektrum aplikasi luas, dapat membunuh mikroorganisme dan virus. Bekerja dengan cara denaturasi protein dan umum digunakan dalam campuran air konsentrasi 0,5% – 5%. Keunggulan golongan aldehyde adalah sifatnya yang stabil, persisten, efek samping minimal, dapat dibiodegradasi dan tidak menyebabkan kerusakan pada material peralatan. Larutan glutaraldehyde 2% efektif terhadap bakteri vegetative seperti Mycobacterium tuberculosis, fungi dan virus akan mati dalam waktu 10 – 20 menit (Rusmah, 1993; Sukhija et al., 2010).

Mekanisme Kerja

Mikroorganisme Target Mekanisme Aksi Glutaraldehyde
Spora bakteri Konsentrasi rendah: Menghambat perkecambahan spora

Konsentrasi tinggi: Berinteraksi kuat dengan lapisan luar sel.

Mycobacteria Aksi belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan melibatkan interaksi dengan dinding sel mycobacteria.
Bakteri lain yang tidak berspora Membentuk ikatan yang kuat dengan lapisan  pada bakteri gram positif dan gram negatif, hubungan silang asam amino pada protein, menghambat proses transport ke dalam sel
Fungi Berinteraksi dengan dinding sel fungi
Virus Mekanisme aksi melalui interaksinya dengan DNA-protein secara silang dan pergantian capsid.
Protozoa Mekanisme aksi belum diketahui.

 

Dosis

Larutan glutaraldehyde 2% direkomendasikan untuk sterilisasi peralatan bedah, daerah operasi, perawatan endodontik intrakanal dan sterilisasi bahan cetak alginat pada bidang kedokteran gigi. Studi menunjukkan bahwa glutaraldehyde adalah fiksatif yang efektif dengan efek samping minimal, penetrasi terbatas dan kerja cepat. Studi pulpotomi menggunakan glutaraldehid sebagai agen fiksatif menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Rusmah, 1993).

Produk

  • Agrigerm (sedian cair, setiap liter mengandung glutaraldehida 40 g, glikosal 32 g, formaldehyde 31,5 g, oimetil didesil ammonium klorida 100 g. produksi lab.ceetal-perancis.
  • Aldekol des 02 (sedian cair, mengandung isopropanole, formaldehyde, glutaraldehide, dan benzalkonium chloride. Produksi ewabo chemikalien GmbH, jerman/satwa jawa jaya.
  • Alcide (sedian cair, mengandung glutaraldehide, coco benzyl dimethylammonium chloride . digunakan untuk desinfeksi. Produksi surya hidup satwa.
  • Biodan (sedian cair, komposisinya glutaraldehyde 15%, cocobenzil dimethyl ammonium kloride 10 % sebagai desinfektan. Produksi vaksindo satea nusantara.
  • Formades (sedian cair, setiap liter mengandung formalin 240 g, glutaraldehide 40 g, benzalkoinun klorida 30 g. penggunaan desinfektan, produksi medion.
  • Omnicide (sedian cair, mengandung glutaraldehide, dimetil cocobenzil ammonium chloride. Desinfeksi, produksi Coventry chemical limited inggris/pimaimas citra.
  • Sanitas-151 (sedian cair, komposisi glutaraldehide 15 % benzalkonium chloride 10 %. Sebagai antiseptic dan desinfektan. Produksi mitravet.

Penulis: Munajat Putri

CARA TERNAK LELE MULAI DARI PENDEDERAN SAMPAI PEMBESARAN

Budidaya Lele merupakan salah satu budidaya agribisnis yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar untuk ikan lele sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, budidaya lele juga bisa dilakukan di lahan sempit.

PENDEDERAN – BUDIDAYA LELE

Budidaya lele tahap ini merupakan teknik budidaya lele untuk membesarkan bibit ikan lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit ikan lele berukuran 3-5 cm dengan waktu budidaya selama 2-3 minggu.

Penebaran Bibit – Budidaya Lele Pendederan

Penebaran bibit ikan lele pada fase ini sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan. Padat penebaran antara 500-750 ekor/m2. Sehingga untuk kolam budidaya lele seluas 10 m2 bisa ditebar bibit sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit ikan lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati, berikut cara penebaran bibit ikan lele untuk mengurangi resiko stres dan luka :

Pemindahan dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu air belum terlalu tinggi.

Pengambilan bibitikan lele menggunakan jaring berukuran rapat serta lembut.

Bibitikan lele ditempatkan menggunakan wadah yang sudah diisi air dari kolam penebaran larva.

Setelah wadah cukup penuh, bibit segera dipindah ke kolam penebaran dengan hati-hati. Wadah dimasukkan dalam kolam pendederan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibitikan lele akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya.

Pengaturan Air – Budidaya Lele Pendederan

Kualitas air kolam pendederan perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar.

Pada budidaya lele pendederan, kualitas air tidak terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikanmasih sangat kecil, sehingga kotoran yang ditimbulkan belum begitu banyak. Pakan tambahan diberikan dalam jumlah sedikit, berbentuk tepung untuk menopang pertumbuhannya, sehingga tidak menimbulkan endapan sisa pakan yang bisa menurunkan kualitas air.

Pemberian Pakan Tambahan – Budidaya Lele Pendederan

Bibit ikan lele berukuran 1-3 cm belum dapat makan pelet dalam bentuk butiran. Pada minggu pertama tidak perlu diberikan pakan tambahan. Bibit ikan leleakan memakan pakan alami yang tersedia di kolam, seperti plankton, kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutra (Tubifex sp.) Untuk itu, diusahakan agar kolam mengandung banyak pakan alami, misalnya dengan pemberian pupuk kandang fermentasi. Pada minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung. Pakan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pagi, menjelang sore serta malam hari. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit, sampai tidak ada lagi bibit ikan lele yang mengejar pakan.

image

Cacing Sutra

Pengendalian Hama dan Penyakit – Budidaya Lele Pendederan

Hama pada budidaya lele pendederan meliputi, ular, burung, kadal, serta katak. Sehingga harus dicegahhama tersebut masuk ke dalam kolam. Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam. Selain itu juga harus dilakukan sanitasi di areal kolam, agar kedatangnya dapat ditekan. Bila hama telah terlanjur masuk, harus segera dikeluarkan dari kolam.

Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Usahakan agar pH air berkisar 6,5-6,8. Jika pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian secukupnya. Pengukuran pH air bisa menggunakan kertas lakmus atau pH tester.

Apabila bibit ikan lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit terutama jamur, bisa diberikan Malachite Green Oxalite 1-5 ml atau Methylene Blue 10 ml per 1 meter kubik air.

SELEKSI BIBIT IKAN LELE

Setelah berumur 18 hari bibit ikan lele diseleksi untuk menggunakan ayakan bibit ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit yang telah mencapai ukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk dibesarkan pada Pendederan tahap kedua, atau bahkan dapat langsung dijual. Bibit ikan lele tersebut merupakan bibit berkualitas tinggi karena memiliki keceptatan pertumbuhan yang baik.

Seleksi kedua dilakukan saat bibit ikan lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit ini sedikit di bawah bibit hasil seleksi pertama. Bibit ikan lele yang tidak lolos seleksi pertama dan kedua merupakan bibit sisa. Bibit ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit ikan lele sisa ini tidak begitu baik.

Pada Pendederan tahap kedua tidak beda jauh dengan pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2

image

Ikan Lele Siap Panen

PEMBESARAN – BUDIDAYA LELE

Budidaya Lele Pembesaran Dalam Kolam Terpal

Pada dasarnya metode budidaya lele sistem kolam terpal merupakan solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan sempit, modal kecil serta solusi untuk daerah minim air. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.

Budidaya lele tergolong mudah. Selain tidak memerlukan air dalam jumlah banyak, ikan lele juga relatif tahan terhadap penyakit. Pengaturan suhu air dan pemberian pakan cukup merupakan kunci keberhasilanbudidaya lele. Selain lebih mudah dipelihara, ikan lele juga cepat dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air buruk, ikan lele mampu bertahan hidup dan berkembang baik, dengan demikian solusi ternak leledalam kolam terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya lele dumbo sistem kolam terpalmendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal usaha besar. Analisisbudidaya Lele dapat dilakukan dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan. Budidaya lelepembesaran merupakan upaya ternak Lele sampai ukuran layak konsumsi. Biasanya dari berat 1 ons sampai 1 kg per ekor.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal Budidaya Lele Pembesaran

Persiapan untuk budidaya lele dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam, persiapan material terpal, serta persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan maupun kapasitas budidaya lele. Untuk budidaya lele pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Model pembuatan kolam dapat dilakukan dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau membuat rangka dari kayu kemudian diberi terpal. Cara pertama membuat terpal tahan lebih lama.

Penebaran Bibit Ikan Lele Budidaya Lele Pembesaran

Pengisian air dilakukan secara bertahap. Saat penebaran pengisian air hanya setinggi 40 cm agar bibit ikan lele tidak terlalu sulit mengambil oksigen. Penebaran bibit pada budidaya lele dalam kolam terpal yaitu bibit ikan lele berukuran 5-7 cm dengan kepadatan 40 ekor/m2. Waktu pemeliharaan antara 2-4 bulan, tergantung pada ukuran panen yang dikehendaki.

Pemeliharaan Ikan Lele Budidaya Lele Pembesaran

Pada umur tujuh hari ketinggian air ditambah menjadi 50 cm. Ada baiknya disediakan rumpon atau semacam perlindungan untuk ikan lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.

Pemberian pakan dilakukan sehari tiga kali, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi ikan lele yang mengejar pakan. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dll, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein tinggi sehingga pertumbuhan ikan lelelebih cepat.

Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dalam kondisi kotor. Pada usia satu bulan dilakukan seleksi ikan lele. Biasanya ikan lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan maka ikan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu, pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserangpenyakit agar tidak menular.

Pada usia dua bulan, ikan lele telah siap untuk konsumsi atau jika menghendaki ukuran lebih besar,budidaya lele bisa dilakukan selama 3-4 bulan.

SOP BUDIDAYA IKAN LELE BAGI PEMULA

SOP Budidaya Lele Bagi Pemula

Kebanyakan para pedagang benih ikan lele tak paham cara pembesaran ikan lele yang baik dan benar, sebab mereka hanyalah pedagang (agen) yang mencari keuntungan ditengah-tengah antara petani pembenih lele dengan petani pembesar lele. Sebab itu setiap benih yang berhasil terjual kepada pelanggan sudah tidak menjadi tanggung jawabnya lagi alias barang yang sudah dibeli tidak bisa di kembalikan (mereka buang badan).

Sementara itu para pemula (newbie) budidaya ikan lele pun sering sekali mensederhanakan persoalan budidaya lele itu, mentang-mentang harga benih lele hanya kisaran Rp.200 per-ekor, dikira dengan hanya diberi air apa saja pada kolam, ikan-ikan itu sudah pasti akan bisa hidup dengan aman.

Pada bagian lain, para pengarang buku dan artikel tentang budidaya lele juga kerap mensederhanakan permasalahan budidaya tersebut. Sering kita baca di buku-buku karangan mereka tentang ungkapan bahwa ikan lele bisa hidup pada “air dengan kondisi yang buruk sekalipun”. Tetapi fakta-fakta dilapangan tidaklah demikian adanya, benih-benih ikan lele banyak yang mati di tangan para pemula pembesaran lele, para pemula pun panik dan akhirnya patah arang serta berhenti melakukan kegiatan pembudidaya ikan lele, untung saja tak sampai bunuh diri.

Berdasarkan pengalaman dan ujicoba penulis selama 2,5 tahun terakhir dibidang ini, mungkin tak berlebihan bila penulis membuat sebuah panduan teknis budidaya ikan lele bagi para pemula sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Apalagi setiap daerah tak pernah sama kualitas sumber airnya, tak pernah sama suhu udaranya maupun lingkungannya.

A. PERSIAPAN AIR KOLAM (Kolam Ukuran 4 X 2 X 1 Meter)

Sumber air kolam biasanya dari sumur patek, sumur bor ataupun PDAM. Jika Anda menggunakan air PDAM, maka air tersebut penting di endapkan dahulu dalam 2 hari dibawah sinar matahari agar kandungan kaforitnya hilang dan menguap ke udara. Sebab benih lele tak tahan dengan air yang berkaforit.

Jika sumber air Anda adalah dari sumur ataupun sumur bor, biasanya air itu mengandung logam berat seperti zat besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan bahkan beberapa sumur mengandung Mercury yang tak membuat benih lele nyaman dan aman. Kualitas air seperti itu penting untuk diolah terlebih dahulu.

Pengolahan air sumur atau sumur bor yang paling baik adalah menggunakan tabung filter Karbon dan Mangnese, sebelum air di masukkan ke kolam ikan lele. Jika Anda tak memiliki tabung filter Karbon dan Magnese bisa saja menggunakan Kapur Dolomit 300 Gram/M3.

Jika kolam anda berukuran Panjang 4 Meter X Lebar 2 Meter X Tinggi 1 Meter dengan ketinggian air kolam 70 cm, maka kebutuhan Kapur Dolomit untuk luas kolam itu adalah : 4 X 2 X 0,7 X 300 Gram Dolomit = 1,7 Kg.

Taburkan merata Kapur Dolomit diatas pemukaan air 70 cm itu, dan dalam 5-6 jam setelah penaburan Dolomit kandungan logam berat pada air akan menghilang dan aman buat benih ikan Anda.

Jangan buru-buru beli benih ikan lele, sebab kolam Anda penting sekali airnya dihijaukan dahulu agar dapat ditumbuhi oleh Alga dalam 5-6 hari dengan menggunakan pupuk Urea dan NPK. Sebab fungsi Alga dalam air kolam itu sangat penting untuk mengendalikan suhu air kolam agar tak terlalu panas saat siang hari dan tak terlalu dingin saat malam hari serta menghasilkan plankton-plankton sebagai pakan tambahan lele.

B. CARA HIJAUKAN AIR KOLAM IKAN LELE DENGAN PUPUK UREA DAN NPK

a. Pupuk Urea 3 PPM (Part Per Million) atau 3 gram/m3 air kolam.
b. Pupuk NPK 1 PPM (Part Per Million) atau 1 gram/m3 air kolam.

Jika kolam kita berukuran 4 X 2 meter dengan tinggi air 70 cm, maka kebutuhan pupuk Urea untuk kolam itu adalah : 4 X 2 X 0,7 X 3 Gram Urea / M3 = 16,8 Gram Urea.

Sementara untuk pupuk NPK adalah : 4 X 2 X 0,7 X 1 Gram NPK / M3 = 5,6 Gram NPK. Larutkan kedua bahan pupuk itu dengan air, lalu tebarkan merata disemua permukaan kolam Anda. Saran penulis, gunakan timbangan DIGITAL untuk bahan kue, agar lebih akurat. Harga timbangan Digital di toko kelontong atau toko pecah belah hanya kisaran Rp.50.000 s/d Rp.100.000,-

Biarkan air kolam yang sudah diberi Dolomit, Urea dan NPK itu selama 5-6 hari dibawah sinar matahari sampai air-nya berwarna hijau, kalau air kolam belum hijau boleh ditambahkan lagi Pupuk Urea 1 PPM atau 1 Gram/M3.

Warna air kolam nantinya memang tidak terlalu hijau sekali, tetapi ini sangat aman bagi benih lele. Hijau air dengan pertumbuhan Alga akan terus bertambah hijau dari hari ke hari seiring dengan bertambahannya kotoran ikan pada kolam. Kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam akan menjadi pakan / nutrisi bagi perkembangan Alga tersebut. Alga yang akan berkembang dikolam nanti diduga adalah Alga Chlorella ataupun Alga Scenedesmus.

C. PENEBARAN BENIH IKAN LELE PADA KOLAM

Setelah air hijau dalam 5-6 hari, maka pada hari ke 7-8 silahkan Anda beli benih lele di pasar atau di Farm. Untuk tebar benih kolam normal, maka jika ukuran kolam Anda adalah 4 X 2 meter dengan tinggi air 70 cm, maka jumlah benih lele yang Ideal anda tebar adalah : 4 X 2 X 0,7 X 250 ekor/M3 = 1.400 ekor.

Pilih waktu penebaran benih pada sore atau malam hari, maka saat membeli dan membawa benih dari pedagang atau Farm sebaiknya pada sore hari ke kolam Anda, karena pada waktu sore atau malam hari suhu air sudah sedikit dingin sehingga mudah bagi benih lele melakukan penyesuaian suhu air dengan suhu tubuhnya.

Jika Anda ingin tebar benih lebih padat lagi pada kolam ukuran itu, maka kolam Anda harus dilengkapi dengan peralatan suplai Oxygen seperti Venturi Air System (VAS), sehingga kolam ukuran 4 X 2 meter itu bisa anda isi 800 ekor/M3 atau 4.400 ekor dengan aman dan nyaman. Jika tak didukung oleh VAS, jangan pernah mencoba menebar benih yang padat, sebab lele akan mati lantaran kekurangan Oxygen terlarut di dalam air. Mengenai VAS bisa Anda lihat pada artikel lain di Group ini.

D. CARA PEMBERIAN PAKAN / PELET YANG AMAN BAGI BENIH LELE

Penting untuk diketahui bahwa pelet kering yang langsung ditaburkan ke kolam dapat merusak pencernaan ikan lele, sebab pakan / pelet itu masih terlalu keras. Sebaiknya pelet dibibis dahulu dengan Probiotik RABAL yang dibuat sendiri. Karena Probiotik RABAL mengandung bakteri Lactobacillus dan Yeast yang sangat membantu keamanan pencernaan benih lele serta mengurai dan mengurangi Amoniak lele pada air kolam.

E. CARA MEMBUAT SENDIRI PROBIOTIK RABAL SEBANYAK 9 LITER

Probiotik hasil fermentasi Ragi dan Bakteri Asam Laktat (RABAL) yang akan kita produksi sendiri ini berisikan Lactobacillus dan Yeast. Dari hasil penelitian Prof Ibnu Sahidhir dan kawan-kawan di Laboratorium Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee, Provinsi Aceh terhadap 4 merek Probiotik terkenal untuk ikan air tawar yang beredar di pasaran saat ini mengadung isi yang serupa.

Probiotik RABAL yang akan kita produksi sendiri ini tentu dengan biaya yang sangat murah, digunakan untuk membibis pakan/pelet ikan lele pada kolam hijau atau Green Water System (GWS), guna :

1. Meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan ikan lele.
2. Mempercepat waktu panen dan menghemat pakan / pelet.
3. Meningkatkan bobot ikan lele.
4. Meningkatkan penyerapan protein dari Alga air kolam dan pelet agar menjadi daging secara maksimal.
5. Menghilangkan / mengurangi bau air kolam GWS akibat amoniak dan gas beracun.

PROSES PEMBUATAN PROBIOTIK RABAL :

1. Bahan-Bahan :

a. Air Bersih / Isi Ulang = 9 liter.
b. Yakult = 2 botol.
c. Ragi Tape = 1 butir
d. Molasses (Tetes Tebu / Gula Jawa / Gula Merah) = 1/2 liter.
e. Air Kelapa Murni (dari 1 butir buah kelapa yang sudah tua)
e. Jerigen 10 liter = 1 unit

2. Cara Mengolah Bahan Probiotik RABAL :

Masukkan air bersih / air isi ulang sebanyak 9 liter ke dalam Jerigen bersih, kemudian tuangkan 2 botol Yakult, 1/2 liter Molasses / 2 butir Gula Jawa yang dicairkan, 1 butir Ragi Tape (yg sudah di tumbuk halus) dan Air Kelapa Murni ke dalam Jeringen yang telah berisi air bersih. Kocok jerigen selama 5-8 menit agar semua bahan-bahan terlarut merata di dalam jerigen.

Gula Merah / Molases yang dipanaskan agar mencair, seharusnya di dinginkan dahulu sebelum di campur dengan bahan-bahan lainnya diatas.

Simpan jerigen beserta bahan-bahan tersebut selama 7 hari agar terjadi proses fermentasi dengan sempurna yang akan di tandai dengan cairan di dalam jerigen berubah warna menjadi coklat / orange dan berbau alkohol / tape. Setiap 1-2 hari sekali tutup jeringen dibuka untuk mengeluarkan gas fermentasi, lalu jeringen ditutup rapat kembali dan disimpan di ruangan yg sejuk.

F. PROSES PEMBIBISAN PROBIOTIK RABAL PADA PELET :

Setelah 7 hari masa fermentasi bahan Probiotik RABAL sudah dapat Anda gunakan untuk membibis pakan / pelet ikan lele pada kolam hijau atau Green Water System (GWS) dengan cara :

Campurkan 4-6 tutup botol Aqua hasil fermentasi Probiotik RABAL yang dilarutkan dengan 1/4 liter air. Aduk merata. Selanjutnya dikocorkan atau aduk cairan RABAL itu ke dalam 1 Kg pakan / pelet lele sampai meresap rata.

Biarkan pelet dan probiotik RABAL meresap dalam 10-20 menit sebelum kemudian diberikan kepada ikan lele. Pencampuran pelet dengan probiotik selama 10-20 menit baik untuk membantu proses pencernaan pakan pada usus ikan lele. Jika pelet yang Anda bibis tak habis diberikan pada benih lele, bisa Anda simpan untuk jadwal pemberian pakan selanjutnya.

———————————————–

NOTE : Jenis dan ukuran pakan / pelet lele akan dibahas pada kesempatan yang lain.

Salam 3 Jari – Persatuan Indonesia

Achmad Jauhari (Arie) – Kota Banda Aceh
Nomer HP : 0853 5904 5904
Sosial Media : https://www.facebook.com/groups/ikanlelehigienis