Posts from the ‘Kolam’ Category

Keseimbangan: Ikan, Lingkungan dan Patogen.

Setidaknya ada tiga penyebab utama penyakit pada ikan:

  • Keberadaan patogen lingkungan
  • Daya tampung kolam.
  • Lingkungan air yang tidak nyaman.

Keseimbangan.

Patogen (misalnya bakteri, virus, jamur dan parasit) umumnya ditemukan di semua perairan, namun ikan memiliki daya tahan yang cukup terhadap pantogen. Mereka juga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan sehingga dapat menghindari penyakit akibat infeksi patogen.

Keseimbangan Ikan, Patogen dan Lingkungan

Patogen Meningkat

Bila keberadaan patogen dalam air meningkat tajam karena faktor eksternal, dan ketahanan alami ikan tidak dapat mengatasi jumlah patogen yang semakin meningkat, ikan akan menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Pantogen Meningkat


Lingkungan Memburuk

Selain itu, faktor eksternal juga dapat menyebabkan perubahan drastis pada kualitas air, sehingga kesehatan ikan memburuk dan daya tahan  ikan menjadi rendah. Menjadi rawan terhadap infeksi patogen dan penyakit ikan atau kematian meningkat.

Lingkungan Tidak Memadahi


#CatfishFabrication

MEMONITOR DAN MEREKONDISI KIMIA AIR

24 Februari 2015, dapat kiriman JBL TESTLAB dengan spesifikasi

JBL pH Test-Set 3,0-10,0
JBL pH Test-Set 6,0-7,6
JBL GH-Test
JBL KH-Test
JBL Phosphate TestSet PO4
JBL Ammonium TestSet NH4
JBL Nitrite TestSet NO2
JBL Nitrate TestSet NO3
JBL Iron Test-Set Fe

testlab JBL

Langkah selanjutnya adalah memahami kimia air seperti berikut

Kekerasan Air / Total Hardness (gH)
Saran monitor : Mingguan atau pada saat penggantian air.
Nilai ideal : 6 – 16 dGH
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : memberikan kondisioner untuk menurunkan kekerasan air atau mengganti air secara parsial dengan air yang lebih lunak.
o menaikan : memberikan kondisioner untuk menaikan kekerasan air.

Kekerasan Karbon / Carbonate Hardess (kH)
Saran monitor : Mingguan
Nilai ideal : 5 – 10 dKH
Nilai ideal : 8 – 12 dKH
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : memberikan kondisioner untuk menurunkan kekerasan air atau mengganti air secara parsial dengan air yang lebih lunak.
o menaikan : memberikan kondisioner untuk menaikan kekerasan air.

Ke – asam / basa -an Air (pH)
Saran monitor : Mingguan
Nilai ideal : 6 – 8 ( untuk kebanyakan ikan ), 7.5 – 8.5 untuk jenis ikan Cichlid yang berasal dari Malawi & Tanganyika
Nilai ideal untuk akuarium air laut : 8.2 – 8.4
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : menambahkan karbondioksida (CO2 ) untuk air tawar, mengganti air secara parsial dengan air yang lebih asam, memberikan kondisioner untuk menurunkan pH air (pH Down)
o menaikan : memberikan kondisioner untuk menaikan pH air, mengganti air secara parsial dengan air yang lebih basa

Ammonium / Ammonia (NH4 / NH3)
Saran monitor : Mingguan atau pada saat diperlukan seperti ada gejala / gerakan yang tidak normal pada ikan.
Nilai ideal : 0.0 mg/l (ppm)
Nilai bahaya : 0.02 mg/l (ppm) – tergantung nilai pH
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan :

– mengganti air secara parsial dan memeriksa pH air
– dalam keadaan yang akut ammonium/ammonia dapat diturunkan dengan memberikan kondisioner penurun nilai pH
– memberikan kondisioner untuk menurunkan jumlah kandungan ammonium/ammonia pada air.
– memeriksa biofilter filter
– mengurangi populasi ikan dan tidak memberikan makanan ikan yang berlebihan
– menambah jumlah tanaman

Nitrit / Nitrite (NO2)
Saran monitor : Mingguan atau pada saat diperlukan seperti ada gejala ikan sakit.
Nilai ideal  : 0.0 mg/l (ppm)
Nilai cukup bahaya : 0.3 – 0.9 mg/l (ppm)
Nilai bahaya : 0.9 mg/l (ppm)
Nilai sangat bahaya : 3.3 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan :

– memberikan kondisioner untuk menurunkan kadar Nitrit
– memeriksa filter – biofilter
– mengurangi populasi ikan dan pemberian makanan ikan yang berlebihan
– periksa apakah ada ikan yang hilang (mati)
– memeriksa penyebab yang berasal dari polutan lainnya
– mengganti 30% air secara parsial, ulangi penggantian air ini setelah 12-24 jam

Nitrat / Nitrate (NO3)
Saran monitor : Mingguan atau pada saat diperlukan seperti adanya pertumbuhan lumut (algae)
Nilai ideal : 20 mg/l (ppm)
Nilai cukup : 20 mg/l (ppm)
Nilai bahaya : 100 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan :

– memberikan kondisioner untuk menurunkan kadar nitrat
– menambah tanaman air yang cepat tumbuh pada akuarium air tawar / kolam, atau
– menambah makro-alga pada akuarium air laut
– mengganti air secara parsial dengan yang rendah nitrat
– mengurangi jumlah / populasi ikan
– mengurangi penggunaan makanan ikan yang berlebihan
– mengganti 30% air secepatnya, dan kemudian diberikan kondisioner kembali

Besi / Iron (Fe)
Saran monitor : Mingguan atau pada saat diperlukan seperti adanya pertumbuhan lumut (algae) dan penurunan perkembangan tanaman air.
Nilai ideal .: 0.5 – 1.0 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : memberikan kondisioner untuk menurunkan kadar besi, dan mengganti air secara parsial
o menaikan : memberikan kondisioner untuk meningkatkan kadar besi, dan memberi pupuk tanaman yang mengandung besi

Oksigen / Oxygen (O2)
Saran monitor : dua mingguan pada pagi dan sore hari, kadar oksigen pada pagi hari lebih rendah dari sore hari adalah normal , atau ada gerakan tidak normal pada ikan seperti kesulitan bernafas / megap-megap pada permukaan air.
Nilai ideal : 4 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menaikan :

– meningkatkan kadar oksigen dengan tambahan kondisioner
– memberi tambahan aerasi
– memeriksa apa yang menjadi penyebab turunnya kadar oksigen, dan segera perbaiki

Karbondioksida / Carbon dioxide (CO2)
Saran monitor : setiap hari
Nilai ideal : 10 – 40 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : mengurangi (penggunaan) karbondioksida
o menaikan : menambahkan kondisioner penambah CO2

Tembaga / Copper (Cu)
Saran monitor : setiap penggantian air, terutama penggunaan dengan air ledeng (PAM)
Nilai ideal : 0.0 mg/l (ppm), diatas 0.3 mg/l (ppm) fatal untuk jenis keong dan invertebrata, diatas 1.0 mg/l (ppm) fatal bagi kehidupan air tawar, kolam, dan laut.
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : mengganti sebagian besar air dengan air yang bebas tembaga.

Fosfat / Phosphate (PO4)
Saran monitor : mingguan atau adanya pertumbuhan lumut (algae)
Nilai ideal : 1.0 mg/l (ppm)
Nilai ideal : 0.1 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan :

– mengganti air secara mingguan (10-30%)
– menambah tanaman air yang cepat tumbuh
– mengurangi jumlah populasi ikan dan pemberian makanan yang berlebihan

Klorin / Chlorine (Cl)
Saran monitor : setiap penggantian air, terutama penggunaan dengan air ledeng (PAM)
Nilai ideal : dibawah 0.02 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : memberikan kondisioner penurun klorin dan meng-aerasi-kan air dengan baik

Kalsium / Calsium (Ca)
Saran monitor : mingguan atau ada gejala pertumbuhan koral yang lambat / melambat
Nilai ideal untuk akuarium air laut : 400 – 450 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : mengganti air secara parsial
o menaikan : memberikan kondisioner penambah kalsium

Magnesium (Mg)
Saran monitor : mingguan atau ada gejala pertumbuhan invertebrata dan alga merah melambat
Nilai ideal untuk akuarium air laut : sekitar 1300 mg/l (ppm)
Kegiatan untuk merekondisi air :
o menurunkan : mengganti air secara parsial
o menaikan : memberikan kondisioner penambah kalsium

Catatan :
1. Dalam penggunaan air untuk memelihara ikan hias dan tanaman air sebaiknya air diendapkan dahulu     selama sehari.
2. Dalam keadaan tertentu dapat didahulukan penggunaan air tersebut, terutama air yang berasal dari
air ledeng (PAM) dengan penambahan kondisioner untuk mengatasi kandungan berbahaya pada air     tersebut, seperti klorin, tembaga, dll.
3. Oleh karena hal tersebut diatas, sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap air yang akan     digunakan.
4. Untuk mengetahui kondisioner mana yang sesuai kebutuhan, ada beberapa referensi yang dapat     digunakan, silahkan klik ” Produk Kondisioner Air ” .
5. Dalam memilih dan membeli kondisioner air perlu diperhatikan baik-baik tanggal kadaluarsanya, tabel     tester (jika ada), penggunaannya apakah untuk air tawar, kolam atau laut.
6. Kegiatan untuk merekondisi, baik untuk kegiatan menurunkan dan menaikan berurut mulai dari tindakan     untuk mengatasi kondisi yang ringan sampai ke berat.

Sumber: http://www.jelambaraquaticlife.com

Ketidakseragaman Ukuran Larva Ikan Patin

FB Upload -IMG00368-20130625-2109
Ikan Patin (Pangasionodon hypophthalamus) merupakan komoditas primadona pada sektor kegiatan perikanan budidaya, baik untuk pasar lokal maupun mancanegara. Hal tersebut terindikasi dari nilai permintaan yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan pasar oleh Global Aquaculture Advocate (GAA) (2014), nilai impor daging ikan patin pada pasar Amerika pada tahun 2014 mencapai 42 juta ton (meningkat sebesar 46% dari tahun 2013). Bahkan nilai tersebut dipredikasi akan terus meningkat, seiring dengan peningkatan populasi masyarakat dan kesadaran terhadap pentingnya konsumsi ikan. Oleh karena itu segala hal terkait faktor input khususnya kualitas dan kuantitas benih perlu menjadi perhatian khusus untuk keberhasilan pada proses budidayanya.

Ketidakseragaman ukuran larva merupakan salah satu permasalahan utama pada kegiatan pembenihan ikan patin (Pangasionodon hypophthalamus). Kastemont et al. (2003) menyatakan, ketidakseragaman ukuran larva merupakan permasalahan umum pada kegiatan pembenihan ikan. Faktor penyebabnya antara lain adalah genetik dan lingkungan (biotik dan abiotik). Dampak dari kondisi tersebut, paling utama yaitu diskriminasi ukuran antara satu saudara dan dapat berujung pada kanibalisme dan persaingan pakan. Berdasarkan hasil studi Baras dan Almeida (2001) ketidakseragaman ukuran larva (pasca menetas) pada catfish (Clarias gariepinus) merupakan salah satu faktor utama penyebab tingginya kejadian kanibalisme. Oleh karena itu, upaya untuk menekan nilai ketidakseragaman tersebut perlu dilakukan khususnya dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Beberapa upaya untuk menekan tingginya ketidakseragaman ukuran pada larva dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan aplikasi probiotik. Berdasarkan hasil studi Lobo et al. (2013) aplikasi probiotik pada pemeliharaan larva Senegalese sole mampu menurunkan nilai ketidakseragaman ukuran pada populasi, sama halnya dengan hasil studi yang diperoleh Gisbert et al. (2013) pada juvenil ikan salmon (Onchorynchus mykiss). Keduanya berpendapat, salah satu kemungkinan minimnya nilai heterogenitas tersebut karena faktor efektivitas dan efisiensi penyerapan nutrisi pakan oleh ikan uji. Teori yang sama juga diungkapkan oleh Verschuere et al. (2000).

Terkait dengan metode aplikasi probiotik pada larva guna meningkatkan kinerja pertumbuhan dan menurunkan ketidakseragaman ukuran, Verschuere et al. (2000) berpendapat terdapat tiga metode aplikasi, diantaranya yaitu aplikasi langsung pada media pemeliharaan (kultur bersama), bioenkapsulasi pada pakan alami (rotifer, daphnia dan artemia) serta pencampuran langsung dalam pakan buatan. Aplikasi probiotik multispesies Bacillus sp. (Avella et al. 2010) telah dilakukan pada larva sea bream (Sparus auratus) menggunakan metode bioenkapsulasi pada pakan alami dan introduksi pada media pemeliharaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan performa positif (peningkatan kinerja pertumbuhan) dari kedua metode tersebut terhadap ikan uji, jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil yang sama, yaitu peningkatan kinerja pertumbuhan dan penurunan ketidakseragaman ukuran juga diperoleh Lobo et al (2013) pada larva Senegelase sole melalui metode bioenkapsulasi pada pakan alami (Artemia sp.). Hingga saat ini aplikasi probiotik Bacillus sp. pada larva ikan patin masih jarang dilakukan, khususnya terkait penerapan metode bioenkapsulasi dalam pakan alami ataupun introduksi pada media pemeliharaan guna meningkatkan kinerja pertumbuhan dan menurunkan ketidakseragaman ukuran.

Penulis: WAHYU DWI PUTRANTO

Budidaya Ikan Patin Kolam Dalam

FB Upload -Indukan - 3 small

1. PENDAHULUAN
Ikan patin sudah mulai populer di hampir seluruh wilayah tanah air. Ada beberapa metode budidaya pembesaran ikan patin antara lain karamba, KJA, serta di kolam tanah baik itu kolam dangkal maupun di kolam dalam.
Diantara metode-metode budidaya pembesaran ikan patin tersebut, budidaya dikolam dalam adalah yang paling unggul karena dapat meningkatkan produksi sampai 2 (dua) kali lipat serta dapat memperbaiki kualitas daging ikan patin itu sendiri, yaitu mencegah daging patin berbau lumpur mengingat sifat patin yang membawa makanannya ke dasar lumpur. Dengan kolam yang dalam, pakan langsung cepat masuk ke mulutnya. Sebaliknya apabila kolam tidak dalam, maka lumpur akan termakan ikan patin.
2. TEKNIS BUDIDAYA IKAN PATIN KOLAM DALAM

2.1. Lokasi
Penentuan lokasi pembesaran ikan patin di kolam dalam, perlu mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut :
1. Lokasi dekat dengan sumber air dan bebas banjir.
2. Tidak tercemar limbah serta jauh dari berbagai sumber polusi, seperti perumahan, industri, pertanian atau peternakan.
3. Tekstur tanah liat berpasir
4. Kemiringan lahan 1%.

2.2. Kualitas Air
Persyaratan kualitas air untuk budidaya pembesaran ikan patin adalah :
a. Suhu antara 25-32oC dengan pH 5-9;
b. Kadar ammoniak (NH3) < 0,01 mg/l;
c. Kecerahan kolam hingga 50 cm;
d. Perairan agak tenang;
e. Kadar oksigen minimum 4 mg/liter air;
f. Kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air.

2.3. Wadah Budidaya
Kolam yang digunakan dalam perhitungan analisa keuangan adalah kolam berbentuk persegi panjang dengan luas 10.000 m2 dengan kedalaman 3 s/d 4 m.

2.4. Sarana
a. Benih
Ukuran benih yang digunakan 3 – 6 inchi, bobot 16-20 gr dengan kepadatan 33 ekor/m2.
b. Pakan
Pakan buatan dengan kandungan protein >25%.
c. Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah genset/tenaga listrik, pompa air, timbangan, ember, drum, hapa, scoop net/lambit, dan jaring. Sedangkan peralatan laboratorium antara lain pengukur kualitas air (termometer, DO meter, refraktometer, kertas lakmus) dan kincir air yang digunakan untuk meningkatkan oksigen di tambak .

2.5. Proses Produksi

a. Persiapan Kolam
1. Persiapan kolam dimulai dengan pengeringan selama 1 minggu sampai dasar kolam mengalami retak-retak dan diikuti dengan pembuatan kemalir/parit dan perbaikan pematang;
2. Setelah pengeringan dasar kolam, kemudian dilanjutkan dengan pengapuran pada tanah yang mempunyai pH rendah (<6) dengan kapur CaO dosis 100 gram/m2 yang bertujuan untuk meningkatkan pH dan membunuh bibit penyakit/hama;
3. Selanjutnya dilakukan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan (merangsang pertumbuhan pakan alami) dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 250-500 gr/m2. Setelah selesai pengolahan kolam dilakukan pengisian air.
4. Pengisian air tawar, yang berasal dari saluran irigasi primer air tawar, dengan menggunakan menggunakan pompa Submersible 8 inci.

b. Penebaran Benih
Benih ditebar pada sore hari yang didahului dengan aklimatisasi antara suhu dalam kolam dengan suhu air yang ada dalam wadah benih, dengan cara kantong benih di masukkan ke dalam kolam terlebih dahulu selama ± 5-10 menit

c. Pemeliharaan
Pakan diberikan 3 kali sehari dan dosis 2-3% dari total biomassa dengan rasio konversi pakan/Food Convertion Ratio (FCR) 1:1,5 yang artinya dibutuhkan sekitar 1 kg pakan untuk 1,5 kg ikan patin yang akan dihasilkan.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam pembesaran ikan patin di kolam dalam, perlu dilakukan beberapa tindakan preventif (pencegahan) untuk menanggulangi munculnya hama dan penyakit. Tindakan preventif yang dilakukan dengan penerapan biosecurity dan aplikasi probiotik sedangkan untuk mendeteksi adanya serangan penyakit dilakukan secara morfologis dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium secara teratur.

e. Panen
Panen dilakukan setelah pemeliharaan mencapai 8 bulan (ukuran mencapai +600 gr sangat dibutuhkan untuk bahan filled). Panen dapat dilakukan dengan panen total.

3. ANALISA USAHA
Analisa usaha budidaya ikan patin di kolam dalam sangatlah bervariasi dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, alat dan bahan yang digunakan, serta letak lokasi usaha.

Analisa Usaha Budidaya Patin Kolam Dalam

Sumber: KKP download PDF

Kimia Air Kolam

Kimia Air Kolam

Sengaja artikel ini saya cantumkan di blog ini karena menurut saya sangat berguna sebagai salah satu tambahan pengetahuan bagi para pecinta dan pemilik kolam ikan, khususnya ikan koi. Secara garis besar, tulisan ini mengacu pada artikel yang ditulis oleh Norm Meck (Koi Club of San Diego, 1996) dengan beberapa perubahan dan tambahan.

Tulisan ini berkaitan dengan cara untuk memperbaiki kandungan kimia air kolam ikan, khususnya untuk kolam dengan sistem air yang disirkulasikan (recyrcle water). Bagaimana cara mengukur, apa yang terkandung, apa yang terbaik, apa yang terburuk, dan bagaimana cara mengatasinya. Untuk kolam yang memiliki sistem panggantian air secara kontinu, asalkan air yang masuk ke dalam kolam, kondisi kolam dan lubang air pembuangan memenuhi syarat, maka artikel ini hanya memberikan sedikit kontribusi tambahan.

Selain itu, secara pribadi saya percaya bahwa sebagian besar penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur terkait dengan kualitas air karena bakteri penyebab penyakit akan tumbuh subur pada kualitas air yang buruk. Demikian pula sebaliknya jika kualitas air cukup bagus, maka tingkat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit ini akan tertekan. Jika anda bertanya pada Mbah Google tentang bagaimana cara menanggulangi penyakit ikan, maka sebagian besar dari mereka akan menyarankan anda untuk memperbaiki kualitas air. Berdasarkan pengamatan saya, ikan yang terserang penyakit bakteri atau jamur sebagian besar dapat sembuh sendiri di dalam kolam dengan kualitas air yang sangat bagus, tanpa harus dikarantina. Akan tetapi untuk kasus-kasus tertentu, karantina memang akan sangat dibutuhkan.

Terlebih dahulu, akan dijelaskan apa yang disebut sebagai “bio-filter” atau “bio-converter”. Secara umum, filter adalah sebuah alat penyaring berpori di mana air atau gas dapat mengalir melewatinya yang berfungsi untuk memisahkannya air dari partikel suspensinya. Akan tetapi, filter ini tidak dapat bekerja untuk memisahkan komponen terlarut di dalam air, walaupun ukuran pori filter tersebut sudah sangat halus. Filter ini biasanya disebut sebagai filter mekanis. Di sisi lain, aktivitas biologis yang terdapat di dalam kolam atau media filter tidak dapat menangkap material partikel suspensi, akan tetapi bekerja pada material terlarut. Namun demikian, alat filtrasi ini juga dapat berperan ganda, bukan hanya sebagai filter mekanis yang bertujuan untuk memisahkannya air dari partikel suspensinya namun juga dapat bekerja pada material terlarut. Sehingga, filter yang dimaksud di dalam artikel ini mengacu pada terminologi converter biologis atau bio-converter, bukan hanya sebagai filter biasa.

Jika ikan baru yang ditambahkan di dalam kolam, maka anda sebagai pemilik kolam telah berasumsi bahwa anda telah memiliki tanggung jawab akan makhluk tersebut. Hal ini berkaitan bukan hanya pada pemberian pakan, tapi termasuk juga pada pemeliharaan kesehatan lingkungan di mana ikan itu hidup dan berkembang. Penilaian kualitas kesehatan lingkungan liquid ini secara parsial dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran secara kimiawi.

Terlihat sangat konyol ketika seeorang dapat mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membangun sebuah kolam dan mengisinya dengan ikan koi yang sangat cantik dan mahal akan tetapi tidak membeli dan belajar  bagaimana menggunakan uang puluhan ribu rupiah untuk perlengkapan test Nitrite. Hal ini juga tidak berarti bahwa seseorang harus melakukan test air setiap beberapa menit atau mungkin setiap beberapa hari. Kolam yang telah baik dan establis  dengan ikan yang terlihat sehat dapat dicek setiap bulan. Hal ini dapat terjadi jika telihat ada sesuatu yang janggal atau mungkin ketika terjadi perubahan musim, maka beberapa tambahan test mungkin dibutuhkan. Test yang sangat sederhana pada waktu yang tepat dapat mengantisipasi permasalahan kecil yang dapat menjadi masalah besar. Pada saat ingin memulai kolam baru atau sistem bio-converter, test setiap hari dapat dilakukan sampai bio-converter bekerja sempurna, kemudian setiap minggu sampai beberapa bulan hingga sistem stabil.

Perlengkapan Test dan Estimasi Tingkat Kebutuhannya

Dibutuhkan:

pHAmmoniaNitriteThermometer

Baik jika ada:

Alkalinity
Salinity
Nitrate
Dissolve Oxigen

Tidak terlalu dibutuhkan:

Chlorine
Hardness

Untuk kebutuhan pengobatan kolam, sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah total air di dalam kolam dan di dalam sistem converter/filter seakurat mungkin. Penanganan yang berlebihan atau kekurangan dengan menggunakan bahan kimia dapat berakibat fatal. Jangan hanya menebak jumlahnya, tapi ukur.

Jangan terkecoh oleh terminologi kualitas air dan kejernihan air. Air yang sangat jernih dapat mengandung bahan yang berbahaya bagi ikan. Air berwarna hijau yang disebabkan oleh pertumbuhan phytoplankton berlebih justru dapat memberikan keuntungan bagi ikan walaupun tidak terlalu disukai oleh para pemelihara kolam karena ikan tidak terlihat. Kejernihan air mengindikasikan bahwa filter mekanis telah bekerja efektif.

Siklus Nitrogen di Kolam
image

Sebuah kolam dengan converter biologis (bio-converter) dan diisi dengan ikan akan membentuk sebuah sistem ekologi tersendiri yang sangat komplek. Setiap komponen dari sistem tersebut membutuhkan komponen lain untuk bertahan dan tumbuh. Diagram lingkaran sederhana dari sistem ekologi terlihat pada diagram di atas. Awalnya, kotoran ikan dan kotoran organik lainnya diubah oleh bakteri dan jamur menjadi senyawa Amonia dan selanjutnya diubah menjadi Nitrite. Sayangnya, seperti halnya Amonia, Nitrite juga merupakan racun bagi ikan. Namun demikian, converter biologis yang memiliki populasi bakteri Nitrobacter dapat mengubah Nitrite menjadi Nitrate. Senyawa Nitrate pada dasarnya tidak memberikan reaksi pada ikan, tapi digunakan oleh tumbuhan dan alga di dalam kolam. Ketika tumbuhan dan alga tumbuh dan dimakan oleh ikan, siklus di atas dimulai kembali. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter merupakan bakteri aerobic karena mereka membutuhkan oksigen untuk mengubah makanannya menjadi energi sama halnya seperti ikan.

AMONIA

Amonia (NH3), diukur dengan satuan part per million (ppm), adalah sebagai acuan utama tingkat kesehatan bio-converters. Amonia seharusnya tidak terdeteksi di dalam kolam yang memiliki bio-converter yang sehat. Idealnya, jumlah kandungan Amonia adalah nol. Ketika Amonia terlarut di dalam air, senyawa ini mengalami ionisasi secara parsial tergantung pada pH dan temperatur. Amonia yang terionisasi ini disebut sebagai Amonium dan tidak beracun bagi ikan. Turunnya pH dan temperatur dapat meningkatkan proses ionisasi yang menyebabkan kadar Amonium meningkat sehingga tingkat racun menurun. Sebagai panduan secara garis besar, untuk air dengan temperatur 70F (21C), sebagian besar koi diharapkan dapat bertoleransi pada kadar Amonia di level 1 ppm jika pH nya 7, atau dapat bertahan pada kada Amonia 10 ppm pada pH 6 pada temperatur yang sama. Pada pH 8 dengan temperatur yang sama, maka kadar Amonia yang hanya 0,1 ppm dapat sangat berbahaya bagi ikan koi.

Perlengkapan test Amonia secara garis besar terbagi menjadi dua tipe test. Keduanya dapat membaca kadar total Amonia dan Amonium, jadi tanpa mengetahui temperatur dan pH, tingkat racun tidak dapat diidentifikasi. Yang terbaik adalah kadar Amonia nol. Test tipe pertama adalah dengan metoda Nessler yang pada umumnya menggunakan tetes dengan acuan chart warna. Test metoda Nessler dapat mendetekasi kandungan Amonia/Amonium bebas dan juga Amonia/Amonium yang terikat secara kimia dengan senyawa anti-Ammonia. Tipe kedua yaitu test Silicylate yang memiliki dua tahapan. Tipe test ini menggunakan cairan, pill atau serbuk yang juga dibandingkan dengan acuan chart warna. Test ini memakan waktu yang agak lama untuk mengukur kadar Amonia/Amonium bebas. Oleh karena hanya Amonia bebas yang dapat berpengaruh pada ikan, test Nessler pada kondisi tertentu menghasilkan data yang misleading, tapi dapat memberikan informasi lain untuk keperluan tertentu. Perlengkapan test yang disarankan harus dapat mendeteksi kadar Amonia pada kisaran 0 – 1 ppm, khusunya untuk kolam dengan pH di atas 7. Rentang pengukuran, 0 – 5 ppm, akan sangat berguna, khusunya untuk kolam dengan tingkat pH di bawah 7. Sebuah perlengkapan test Amonia disarankan untuk dimiliki.

Efek Amonia:

Amonia dapat memutus transfer oksigen dari insang ke darah dan dapat menyebabkan kerusakan insang yang lama dan tiba-tiba. Mucous yang memproduksi membran dapat rusak, sehingga mengurangi lapisan lendir luar dan merusak permukaan intestinal dalam. Biasanya, ikan akan terlihat malas dan bernafas dengan mulut yang berada di permukaan air.

Sumber Amonia:

Amonia merupakan senyawa gas yang awalnya dilepaskan dari insang ikan sebagai kotoran dari hasil pencernaan protein. Sumber lain Amonia dengan jumlah lebih sedikit dihasilkan dari reaksi bakteri pada kotoran padat dan urea (urin).

Kontrol Amonia:

Amonia dapat dicerna oleh bakteri di dalam bio-converter dan beberapa di antaranya secara langsung di assimilasi oleh alga di kolam. Bakteri Nitrosomonas mengkonsumsi Amonia dan menghasilkan Nitrite sebagai kotoran. Proses ini dapat terjadi di dinding kolam atau di dalam bio-converter. Jumlah Amonia dapat meningkat secara tiba-tiba di dalam bio-converter sampai koloni bakteri tumbuh dan dapat menerima tambahan material Amonia untuk dicerna. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari penambahan ikan yang banyak ke dalam kolam atau ketika musim panas di saat temperatur air meningkat. Aktivitas ikan dapat lebih meningkat sangat tajam karena kenaikan temperatur dibandingkan dengan aktivitas bakteri. Sebuah bio-converter menjadi terhalangi secara parsial oleh karena limbah dan atau pembentukan channel yang menembus media sehingga dapat menurunkan keefektifan bio-converter tersebut yang dapat berakibat kadar Amonia meningkat.

Penanganan Amonia:

Penanganan secara kimia untuk mengurangi kadar racun akibat adanya Amonia tersedia secara komersial dengan berbagai macam merk. Penanganan ini, pada umumnya menggunakan senyawa Formaldehyde yang dapat membentuk ikatan kimia dengan Amonia sehingga mencegah dampak buruk ke ikan. Akan tetapi, hal ini tidak dapat menghilangkan kandungan Amonia di dalam kolam. Namun bio-converter dapat menghilangkan kadar Amonia. Walaupun pada umumnya produk-produk tersebut menggunakan dosis 50ml untuk 100 gallon (sekitar 400L) untuk mengikat sampai 1 ppm Amonia, pastikan dan check petunjuk penggunaannya sebelum digunakan. Catatan bahwa tipe perlengkapan test Nessler masih akan dapat mendeteksi keberadaan Amonia yang terikat ini sampai bakteri yang ada di dalam bio-converter mekonsumsinya. Jika sebuah kolam memiliki bio-converter yang sehat, pengikat Amonia (Ammonia binding treatment) secara kimia tidak dibutuhkan sama sekali.

Ketika Amonia terdeteksi (asumsi pH sekitar 7.5):

Tingkatkan level aerasi sampai maksimum. Tambahkan suplemen udara jika mungkin.Hentikan pemberian pakan pada ikan di dalam kolam yang telah establis, turunkan porsi makan setengahnya jika memulai memasang bio-converter baru di kolam.Check kemungkinan bio-converter untuk dibersihkan.Pada level Amonia di 0.1 ppm, lakukan penggantian 10% air. Untuk level Amonia 1 ppm, lakukan penggantian air 25%. Hati-hati: Jika air yang ditambahkan memiliki pH lebih dari angka di atas, penggantian air dapat memperburuk masalah.Penanganan secara kimia diperlukan jika level Amonia berlipat.Pertimbangkan untuk memindahkan ikan jika level Amonia telah mencapai 2.5 ppm.Jika bio-converter baru digunakan, matikan penggunaan UV sterilizer, Ozone generator dan alat foam fractionation (Protein skimmers).Lakukan test dalam interval 12 sampai 24 jam.Pada kondisi darurat, turunkan pH secara kimiawi sampai setengah unit (tidak di bawah 6.0).

NITRITE

Nitrite (NO2-N), diukur pada part per million (ppm), adalah ukuran kimia kedua untuk menilai tingkat kesehatan bio-converter. Nitrite seharusnya tidak boleh terdeteksi di dalam kolam yang memiliki bio-converter sempurna. Maka kondisi ideal dan normal untuk Nitrite adalah nol.

Kandungan Nitrite yang rendah pada kondisi Amonia tinggi memperlihatkan bahwa Amonia-Nitrite bio-converter belum berperan sempurna, akan tetapi jika kandungan Amonia rendah dengan kandungan Nitrite tinggi, menunjukkan bakteri pengkonversi Nitrite-Nitrate belum aktif bekerja. Perlengkapan test tersedia dalam bentuk pill, bubuk, atau droplet dengan panduan chart warna. Perlengkapan test yang disarankan memiliki kisaran bacaan antara 0 – 4 ppm. Sebuah test perlengkapan Nitrite test dibutuhkan oleh para pemelihara kolam.

Sumber Nitrite:

Nitrite dihasilkan dari bakteri authotrophic Nitrosomonas yang menggabungkan Oksigen dan Amonia di dalam bio-converter dan di dinding kolam. Sama halnya seperti Amonia, kandungan Nitrite dapat meningkat secara tiba-tiba di dalam bio-converter sampai bakteri berkembang dan dapat menerima tambahan material Nitrite baru. Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya banyaknya penambahan ikan baru di kolam atau terjadi ketika musim panas di mana suhu meningkat. Meningkatnya aktivitas ikan oleh karena naiknya temperatur dapat meningkatkan kadar Nitrite lebih cepat karena reaksi bakteri yang lambat. Sebuah bio-converter dapat rusak sebagian oleh karena racun atau channeling media yang mengurangi tingkat keefektifitasannya, sehingga kandungan Nitrite meningkat.

Efek Nitrite:

Nitrite merupakan pembunuh yang tidak terlihat. Air kolam dapat terlihat baik tapi Nitrite tidak dapat terlihat. Hal ini dapat mengakibatkan kematian, khususnya pada ikan kecil, walaupun pada konsentrasi di bawah 0.25 ppm. Nitrite merusak sistem syaraf, hati, limpa, dan ginjal ikan. Bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah pada selang waktu yang agak lama dapat memberikan kerusakan yang lama. Intensitas tinggi dalam waktu singkat “spike” yang biasanya dapat terjadi ketika baru memasang bio-converter yang tidak terdeteksi menyebabkan masalah yang akan terlihat sebulan kemudian. Indikasi umum terhadap ikan yang terkena lonjakan Nitrite secara tiba-tiba di waktu sebelumnya adalah pada penutup insang yang melengkung keluar di tepinya. Penutup insang tersebut tidak dapat tertutup rata pada badan ikan.

Kontrol Nitrite:

Cara untuk mengontrol kandungan Nitrite adalah dengan menjaga kesehatan bio-converter. Di dalam media, bakteri Nitrobacter menyatukan oksigen dengan Nitrite untuk mengubahnya menjadi Nitrate yang relatif lebih tidak berhaya. Bakteri Nitrobacter mendapatkan lebih sedikit energi dari proses pengubahan Nitrite dibandingkan dengan bakteri Nitrosomonas pada proses Amonia menjadi Nitrite. Maka dari itu, bakteri Nitrobacter agak sulit dan lambat tumbuh dan menjadi yang pertama bermasalah di dalam bio-converter. Penggantian air dapat mengurangi konsentrasinya sesaat sejumlah persentasi air yang digantikan. Penambahan garam dapat membantu untuk mengurangi tingkat keracunan secara signifikan untuk sementara waktu, tapi tidak untuk jangka waktu yang panjang.

Ketika kandungan Nitrite di atas 0.25 ppm di dalam kolam:

Maksimumkan tingkat aerasi. Untuk kandungan Nitrite di atas 1 ppm, tambahkan suplemen udara jika mungkin.Berhenti pemberian pakan pada ikan di kolam yang telah establis, kurangi jumlah pemberian pakan sampai setengahnya di kolam yang memiliki bio-converter baru.Matikan UV sterilizer, Ozon generator, dan foam fraksionation (Protein skimmer).Untuk Nitrite di bawah 1 ppm, lakukan penggantian 10% air dan tambahkan 0.5kg garam setiap 400 liter air yang digantikan.Untuk Nitrite di antara 1 sampai 2 ppm, lakukan penggantian 25% air dan tambahkan 1kg garam setiap 400 liter air yang digantikan.Untuk Nitrite di atas 3 ppm, lakukan penggantian 50% air dan tambahkan 1.5kg garam setiap 400 liter air yang digantikan.Ulangi test 24 jam kemudian.Untuk level Nitrite di atas 4 ppm, usahakan untuk memindahkan ikan.

 NITRATE

Nitrate (NO3-N), diukur dalam satuan ppm, adalah pentunjuk ketiga untuk menilai tingkat kesehatan bio-converter. Nitrate diproduksi oleh bakteri authotropic yang mengkombinasikan Oksigen dengan Nitrite di dalam bio-converter dan beberapa di dinding kolam. Kandungan Nitrate nol dan Nitrite yang tidak nol mengindikasikan bakteri pengkonversi Nitrite-Nitrate belum bekerja. Perlengkapan test yang tersedia adalah dalam bentuk dual droplet atau pill dengan panduan chart warna. Perlengkapan test yang disarankan memiliki kisaran ukuran 0 -200 ppm. Sebuah perlengkapan test Nitrate lebih ideal untuk dimiliki, tapi tidak terlalu penting. Pada sebuah kolam yang telah establis dengan maintenance rutin termasuk penggantian air 5% – 10% setiap 2 atau 4 minggu, pada umumnya memiliki kandungan Nitrate sekitar 50 – 100 ppm. Konsentrasi Nitrate sampai 200 ppm masih dapat diterima.

Amonia dan Nitrite sangat beracun bagi ikan, sedangkan Nitrate lebih bersahabat. Beberapa artikel menyatakan bahwa tingginya kandungan Nitrate dapat mengurangi warna koi, tapi beberapa di antaranya menyatakan sebaliknya, bahwa tingginya kandungan Nitrate justru dapat mencerahkan warna. Namun demikian, beberapa artikel yang berbeda menyatakan bahwa tingginya kandungan Nitrate dapat menstimulasi aktivitas ikan untuk berkembang biak. Jika konsentrasi Nitrate menjadi tinggi, bakteri pengkonversi Nitrite-Nitrate (Nitrobacter) mungkin tidak dapat bekerja secara efektif yang mengakibatkan naikknya kandungan Nitrite.

Nitrate adalah hasil akhir dari lingkaran proses nirtifikasi dan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup. Hal ini tercermin kenapa tanaman di taman dapat tumbuh dengan subur oleh karena disirami dengan air buangan dari kolam (dengan asumsi bahwa kolam tidak diberikan banyak garam).

Catatan bahwa perbedaan yang sangat mencolok di dalam ukuran untuk mengukur Nitrate (200 ppm) yang berbeda untuk Amonia dan Nitrite yang memiliki level 1 – 4 ppm. Dengan asumsi bahwa bio-converter telah mengkonversikan 1 ppm ekuivalen Amonia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrite dan kemudia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrate per hari, maka akan dibutuhkan 100 hari atau 3 bulan untuk mencapai kadar Nitrate menjadi 100 ppm (akan lebih lama lagi jika penggantian air dilakukan). Konsentrasi Nitrate secara alami sangat dikontrol oleh penggantian air dan sedikit dipengaruhi oleh besarnya konsumsi tumbuhan/alga.

TEMPERATURE

Apapun ukuran yang digunakan untuk mengukur temperatur (Celcius atau Fahrenheit), sebuah termometer sangat dibutuhkan oleh para pemilik/pemelihara kolam. Disarankan termometer berada terapung di sistem filter/converter atau terikat di titik yang mudah dijangkau di kolam.

Temperatur ideal berkisar antara 65F – 75F (20C – 25C)

Temperatur yang masih dapat diterima 35F – 85F (2C – 30C)

Temperatur kolam pada umumnya mengikuti kondisi lingkungan sekitarnya walaupun memiliki keterlambatan penyesuaian yang tergantung pada besarnya kolam. Kolam terbuka dapat menyebabkan perubahan temperatur yang besar. Sinar matahari di siang hari dapat mengakibatkan temperatur meningkat tajam dan kehilangan panas dapat terjadi di malam hari lebih besar dibandingkan dengan kolam yang tertutupi. Kondisi malam hari yang cerah dapat mengabsorsi sejumlah besar panas dari kolam berukuran kecil sehingga temperatur kolam tersebut dapat berada di bawah temperatur udara sekitar.

Bahkan, pada umumnya perubahan temperatur dapat terjadi lebih cepat pada temperatur yang panas dan pada kolam yang lebih kecil. Di atas kisaran temperatur normal, aktivitas biologis meningkat dua kali lipat untuk setiap kenaikan 5 derajat Celcius. Tingkat racun Amonia meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur dan jumlah Oksigen terlarut di dalam air menurun. Walaupun koi dapat bertahan sampai pada batas 100F (38C) atau lebih tinggi, tingkat kematian ikan tinggi pada suhu di atas 75F (23C) dan meningkat lebih tajam di atas suhu 85F(30C). Di atas 80F (27C), tambahan udara mungkin sangat dibutuhkan. Di bawah suhu 55F (12C), koi berhenti memproduksi antibody dan pada suhu sekitar 45F (7C) ikan akan memasuki area yang setara dengan hibernasi. Bio-converter akan berhenti bereproduksi pada suhu sekitar 40F (5C).

Pemberian pakan terhadap temperatur

Di bawah 50F (30C) ………… jangan beri pakan

Pada semua kondisi, disarankan untuk memberi ikan dengan pakan yang dapat habis dalam waktu sekitar 10 menit. Buang pakan yang tersisa/tidak termakan di kolam kurang dari satu jam.

Ikan tidak menyukai perubahan yang terjadi di lingkungannya, termasuk temperatur. Setiap perubahan akan meningkatkan stress ikan. Semakin besar tingkat perubahan dan semakin cepat, maka semakin tinggi efek stress yang ditimbulkan. Hal ini kenapa dijadikan alasan utama untuk menempatkan ikan pada kolam yang cukup besar.

Hal lain yang dapat menyebabkan koi stress akibat perubahan temperatur adalah ketika dimasukkan ke kolam dari tempat lain. Disarankan untuk membungkus ikan tidak lebih dari 2 jam, lebih baik melepaskannya secara langsung daripada terus mendiamkannya di dalam kantung dengan kondisi air yang buruk lebih dari sentengah jam kemudian. 30 menit terapung akan dapat mengakibatkan shok yang tiba-tiba jika perbedaan temperaturnya terlalu besar, ikan tidak dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi temperatur yang baru. Penyesuaian temperatur pada ikan sebenarnya membutuhkan waktu beberapa hari, sama seperti manusia mengatasi jet lag.

Selain itu, bukan hanya temperatur, ikan juga haru menyesuikan diri terhadap pH, hardness, alkalinity, “rasa”, dll terhadap kondisi di sekitarnya.

Lebih banyak hal harus dilakukan untuk mengontrol temperatur kolam yang berada di area terbuka dibandingkan dengan kolam yang tertutup.

Referensi:

Meck, N. (1996), Pond Water Chemistry, Koi Club of San Diego.

Sumber: http://www.cgama.wordpress.com