Posts from the ‘EmpangQQ’ Category

Patin PERKASA

Patin Perkasa usia 2,5 tahun

Patin PERKASA

Patin PERKASA atau Patin suPER Karya Anak bangSA adalah ikan Patin Siam (Pangasianodon Hypophthalmus Sauvage, 1878, sinonim Pangasius Hypophthalmus Sauvage, 1878; Pangasius Sutchi Fowler, 1937) unggul tumbuh cepat hasil seleksi. Penelitian dalam rangka pembentukan ikan Patin “PERKASA” dimulai sejak tahun 2010 yang didorong oleh laporan masyarakat pembudidaya bahwa telah terjadi penurunan mutu genetis ikan Patin Siam yang ada di masyarakat, yang diindikasikan dengan penurunan karakter pertumbuhan. Kelompok Peneliti komoditas Ikan Patin di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi mengawali kegiatan penelitian ini dengan melakukan karakterisasi populasi induk pembentuk pada tahun 2010. Selanjutnya, dilakukan pembentukan populasi dasar pada tahun 2011, kemudian dilakukan pembentukan populasi generasi pertama pada tahun 2013 dan pembentukan populasi generasi kedua pada tahun 2015. Pembentukan populasi-populasi tersebut dilakukan melalui seleksi famili pada karakter pertumbuhan menggunakan parameter ukuran bobot tubuh. Respon seleksi sebagai indikator keberhasilan program seleksi yang berupa peningkatan keragaan pertumbuhan berdasarkan parameter bobot pada ukuran konsumsi (>500 g) diperoleh sebesar 20,91% pada populasi generasi pertama dan sebesar 17,95% pada populasi generasi kedua, sehingga diperoleh respon seleksi kumulatif pada dua generasi sebesar 38,86%.

Pertumbuhan

Hasil pengujian keragaan pertumbuhan pada uji lapang (uji multilokasi dan multisistem) menunjukkan bahwa pertumbuhan dan tingkat produktivitas ikan Patin Siam “PERKASA” lebih unggul daripada ikan Patin Siam dari UPR Lokal pada masing-masing lokasi uji, yaitu sebesar

  • 20,62% (7 bulan pemeliharaan di Sukamandi),
  • 20,60% (6 bulan pemeliharaan di Kuningan),
  • 46,42% (8 bulan pemeliharaan di Tulungagung) dan
  • 16,61% (6 bulan pemeliharaan di Lampung).

Daya Tahan

Hasil pengujian daya tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas Hydrophila pada dosis LD, 1,8×10′ CFU/mL juga menunjukkan bahwa benih ikan patin Siam tumbuh cepat generasi kedua lebih tahan (mortalitas 33,33% pada jam ke-24 dan 58,86% pada jam ke-168) daripada benih ikan patin Siam UPR Lokal (mortalitas 60,00% pada jam ke-24 dan 76,67% pada jam ke-168).

Toleransi Lingkungan

Hasil uji toleransi lingkungan juga menunjukkan bahwa benih ikan patin Siam tumbuh cepat generasi kedua memiliki ketahanan yang lebih tinggi daripada benih ikan patin Siam UPR Lokal terhadap paparan pH asam (H4,5) dan salinitas 18 g/L.

Berdasarkan hasil-hasil pengujian tersebut, populasi ikan patin Siam tumbuh cepat generasi kedua yang kemudian diusulkan nama patin “PERKASA”, merupakan kandidat baru strain ikan patin Siam unggul, yang sedang diajukan permohonannya agar dapat dilepas sebagai strain unggul baru ikan Patin Siam tumbuh cepat.

Sumber: https://bppisukamandi.kkp.go.id/

Keseimbangan: Ikan, Lingkungan dan Patogen.

Setidaknya ada tiga penyebab utama penyakit pada ikan:

  • Keberadaan patogen lingkungan
  • Daya tampung kolam.
  • Lingkungan air yang tidak nyaman.

Keseimbangan.

Patogen (misalnya bakteri, virus, jamur dan parasit) umumnya ditemukan di semua perairan, namun ikan memiliki daya tahan yang cukup terhadap pantogen. Mereka juga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan sehingga dapat menghindari penyakit akibat infeksi patogen.

Keseimbangan Ikan, Patogen dan Lingkungan

Patogen Meningkat

Bila keberadaan patogen dalam air meningkat tajam karena faktor eksternal, dan ketahanan alami ikan tidak dapat mengatasi jumlah patogen yang semakin meningkat, ikan akan menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Pantogen Meningkat


Lingkungan Memburuk

Selain itu, faktor eksternal juga dapat menyebabkan perubahan drastis pada kualitas air, sehingga kesehatan ikan memburuk dan daya tahan  ikan menjadi rendah. Menjadi rawan terhadap infeksi patogen dan penyakit ikan atau kematian meningkat.

Lingkungan Tidak Memadahi


#CatfishFabrication

​Mengenali Gejala Penyakit Columnaris

Columnaris adalah bakteri gram negatif, bakteri aerobik. Artinya bakteri ini dapat tumbuh subur dalam kolam yang kadar oksigennya baik, berair ‘bersih’.

Tidak seperti beberapa penyakit lain yang tumbuh subur di O2 rendah, air kolam keruh atau muatan organik tinggi.

Penyakit Columnaris atau Saddleback Disease ini disebabkan oleh bakteri flavobacterium umum ditemukan di semua kolam ikan. Keberadaan mereka tidak menjadi masalah sampai ikan baru yang membawa penyakit diditebar ke kolam atau ikan melemah atau terluka sehingga bakteri flavobacterium dapat hinggap dan berkembang biak menjadi penyakit, kemudian akan menyebar dengan cepat keseluruh kolam.

Bakteri ini akan tumbuh subur dan bereproduksi lebih cepat dengan suhu air di atas 26℃. Dengan suhu dibawah 26℃  bakteri ini tetap bereproduksi, walau tidak akan secepat suhu diatas itu.

Identifikasi 

Penyakit ini membingungkan dan sulit untuk diidentifikasi pada awalnya karena ada empat starin (jenis) yang menyebabkan penyakit ini, kalau flavobacterium yang menyerang strain yang bergerak lambat, gejala penyakit dapat terlihat warna putih pucat di sirip punggung ikan, sehingga penyakit juga dinamai sebagai Saddleback Disease,

Foto: Andri Arifin

Untuk strain flavobacterium yang bergerak lebih lambat lagi akan menyebabkan penyakit moncong putih ( Cottonwool atau Cottonmouth Desease),  karena ikan yang sakit akan terlihat seperti ada lapisan  kapas di sirip, sisik dan sering di mulut mereka.

Dengan strain flavobacterium yang bergerak lebih cepat hampir tidak ada gejala terlihat. Suatu hari ikan akan baik-baik saja, hari berikutnya mati.

Gejalan umum dari penyakit ini antara lain:

  • Ikan menyendiri
  • Berenang dipermukaan kesulitan bernafas,
  • Terlihat pucat dan / atau kembung di sekitar daerah sirip dada atau ventral,
  • Berenang lemah.
  • Atau berenang tidak menentu seperti ada sesuatu yang terjadi dengan kandung kemihnya,

Pada akhirnya ikan yang sakit akan berada di dasar kolam dan mati. Diikuti dengan ikan lain dengan cepat. Kematian masal bisa terjadi dalam waktu 12-48 jam.

Ini akibat bakteri menyerang jaringan insang sehingga ikan akan kesulitan bernafas di dalam kolam atau di permukaan air. Begitu bakteri flavobacterium masuk dalam aliran darah, kematian terjadi sangat cepat.

Sumber: CindiL

Desinfektan: Glutaraldehyde

Definisi

Glutaraldehyde merupakan desinfektan golongan aldehyde, termasuk desinfektan yang kuat, spektrum aplikasi luas, dapat membunuh mikroorganisme dan virus. Bekerja dengan cara denaturasi protein dan umum digunakan dalam campuran air konsentrasi 0,5% – 5%. Keunggulan golongan aldehyde adalah sifatnya yang stabil, persisten, efek samping minimal, dapat dibiodegradasi dan tidak menyebabkan kerusakan pada material peralatan. Larutan glutaraldehyde 2% efektif terhadap bakteri vegetative seperti Mycobacterium tuberculosis, fungi dan virus akan mati dalam waktu 10 – 20 menit (Rusmah, 1993; Sukhija et al., 2010).

Mekanisme Kerja

Mikroorganisme Target Mekanisme Aksi Glutaraldehyde
Spora bakteri Konsentrasi rendah: Menghambat perkecambahan spora

Konsentrasi tinggi: Berinteraksi kuat dengan lapisan luar sel.

Mycobacteria Aksi belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan melibatkan interaksi dengan dinding sel mycobacteria.
Bakteri lain yang tidak berspora Membentuk ikatan yang kuat dengan lapisan  pada bakteri gram positif dan gram negatif, hubungan silang asam amino pada protein, menghambat proses transport ke dalam sel
Fungi Berinteraksi dengan dinding sel fungi
Virus Mekanisme aksi melalui interaksinya dengan DNA-protein secara silang dan pergantian capsid.
Protozoa Mekanisme aksi belum diketahui.

 

Dosis

Larutan glutaraldehyde 2% direkomendasikan untuk sterilisasi peralatan bedah, daerah operasi, perawatan endodontik intrakanal dan sterilisasi bahan cetak alginat pada bidang kedokteran gigi. Studi menunjukkan bahwa glutaraldehyde adalah fiksatif yang efektif dengan efek samping minimal, penetrasi terbatas dan kerja cepat. Studi pulpotomi menggunakan glutaraldehid sebagai agen fiksatif menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Rusmah, 1993).

Produk

  • Agrigerm (sedian cair, setiap liter mengandung glutaraldehida 40 g, glikosal 32 g, formaldehyde 31,5 g, oimetil didesil ammonium klorida 100 g. produksi lab.ceetal-perancis.
  • Aldekol des 02 (sedian cair, mengandung isopropanole, formaldehyde, glutaraldehide, dan benzalkonium chloride. Produksi ewabo chemikalien GmbH, jerman/satwa jawa jaya.
  • Alcide (sedian cair, mengandung glutaraldehide, coco benzyl dimethylammonium chloride . digunakan untuk desinfeksi. Produksi surya hidup satwa.
  • Biodan (sedian cair, komposisinya glutaraldehyde 15%, cocobenzil dimethyl ammonium kloride 10 % sebagai desinfektan. Produksi vaksindo satea nusantara.
  • Formades (sedian cair, setiap liter mengandung formalin 240 g, glutaraldehide 40 g, benzalkoinun klorida 30 g. penggunaan desinfektan, produksi medion.
  • Omnicide (sedian cair, mengandung glutaraldehide, dimetil cocobenzil ammonium chloride. Desinfeksi, produksi Coventry chemical limited inggris/pimaimas citra.
  • Sanitas-151 (sedian cair, komposisi glutaraldehide 15 % benzalkonium chloride 10 %. Sebagai antiseptic dan desinfektan. Produksi mitravet.

Penulis: Munajat Putri

Salinitas

Salinitas adalah banyaknya garam alam gram yang terdapat pada satu liter air laut. Salinitas biasanya dinyatakan dengan per mil (‰) atau perseribu yang menunjukkan berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air laut. Misalnya, salinitas Laut Jawa 32‰, hal ini berarti bahwa dalam setiap 1.000 gram air Laut Jawa terlarut kadar garam sebanyak 32 gram. 


Salinitas disebut juga konsentrasi garam terlarut dalam volume tertentu air. Salinitas dinyatakan dalam gram garam per kilogram air, atau dalam bagian per seribu (ppt atau ‰). 

Sebagai contoh, jika Anda memiliki 1 gram garam, dan 1.000 gram air, salinitas Anda adalah 1 g / kg, atau 1 ppt.

Air tawar memiliki sedikit garam, biasanya kurang dari 0,5 ppt. Air dengan salinitas 0,5-17 ppt disebut air payau, yang ditemukan di muara sungai dan rawa-rawa garam pantai. Tergantung pada lokasi dan sumber air tawar, beberapa muara dapat memiliki salinitas setinggi 30 ppt.

Air laut rata-rata 35 ppt, tetapi dapat berkisar antara 30 – 40 ppt. Hal ini terjadi karena perbedaan penguapan, curah hujan, pembekuan, dan limpasan air tawar dari tanah di lintang dan lokasi yang berbeda. Salinitas air laut juga bervariasi dengan kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman.


Air dengan salinitas di atas 50 ppt adalah air asin, meskipun tidak banyak organisme bisa bertahan dalam konsentrasi garam yang tinggi.

Alat ukur salinitas

Alat ukur salinitas