Penulis: Bambang Iswanto dan Evi Tahapari
Patin nasutus (Pangasius nasutus Bleeker, 1863) (Pangasiidae; Pisces) merupakan salah satu spesies ikan patin yang potensial sebagai kandidat baru komoditas perikanan budidaya. Upaya pengembangan budidaya patin nasutus memerlukan informasi-informasi biologis dasar berkaitan dengan perkembangan embrio dan larvanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan embrio dan larva patin nasutus.
Embrio dan larva diperoleh melalui pemijahan buatan induk-induk patin nasutus koleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi. Pengamatan perkembangan embrio dan larva tersebut dilakukan secara mikroskopis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diameter oosit terovulasi patin nasutus berkisar 1,40-1,65 mm dan telur terfertilisasi berkisar 1,90-2,15 mm.
Perkembangan embrio patin nasutus untuk tahap morulasi, blastulasi, gastrulasi, organogenesis dan penetasan terjadi dalam periode waktu (menit) 20-200, 190-220, 210-660, 600-1.140 dan 1.800-2.160, setelah pembuahan pada suhu media inkubasi 28-29oC.
Panjang total larva yang baru menetas berkisar 4,80-5,10 mm dengan bagian anterior, posterior dan dorsal kantung kuning telur telah berpigmen hitam, dan sebuah noktah hitam pada pangkal batang ekor merupakan karakteristik khas dari larva patin nasutus sejak berumur 36 jam. Volume kantung kuning telur sekitar 2,65±0,14 mm3, yang terserap sekitar 50% pada umur 36 jam dan relatif habis terserap pada umur 78 jam. Larva menyerupai ikan patin nasutus dewasa pada umur tujuh hari.
Larva patin nasutus menunjukkan sedikit perilaku kanibal sejak umur tiga hari, bertepatan dengan saat awal memerlukan pakan dari luar.