Archive for September, 2016

​VAKSINASI PADA IKAN


Apa itu VAKSIN..?

Suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen tersebut yang telah dilemahkan, dimatikan atau direkayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktiv.

Persyaratan VAKSIN yang ideal

Penggunaan vaksin pada ikan budidaya harus memperhatikan beberapa faktor sehingga dalam penggunaan vaksin akan tepat guna dan manfaat. Adapun persyaratan vaksin yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Aman bagi ikan, lingkungan air dan konsumen

2. Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu

3. Vaksin harus dapat melindungi ikan dalam waktu yang lama minimal satu siklus produksi

4. Mudah didapat, mudah diterapkan dan ekonomis

Pertimbangan dalam melakukan VAKSINASI IKAN

1. Spesies ikan

2. Status sistem imun

3. Siklus produksi dan siklus hidup

4. Penyakit apa yang akan dikendalikan

5. Kapan wabah penyakit biasa terjadi

6. Tingkat  teknologi yang diterapkan

7. Lingkungan (temperature)

8. Faktor-faktor stress

9. Nutrisi

Teknik aplikasi vaksin pada ikan ada beberapa cara yaitu:

1)  Aplikasi vaksin melalui perendaman

Teknik perendaman biasanya diaplikasikan untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam jumlah banyak. Ikan yang akan divaksinasi dimasukkan/direndam kedalam larutan yang telah diberi vaksin selama 15 – 30 menit. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/L air).

(2)  Aplikasi vaksin melalui pakan

Teknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (sebagai contoh untuk vaksin HydroVac adalah 3-5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.

(3)  Aplikasi vaksin melalui suntikan

Cara pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya induk ikan. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30 derajat.

MANFAAT DAN TEKNIK VAKSINASI IKAN

Salah satu penentu keberhasilan program vaksinasi yaitu bagaimana dan kapan sebaiknya vaksin itu diberikan. Karena itu ada beberapa persyaratan yang sebaiknya diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan, yaitu :

1. Sebaiknya ikan telah berumur 3 minggu atau lebih, karena pada umur kurang dari 3 minggu, organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum sempurna.

2. Ikan yang akan divaksin harus dalam kondisi optimal. Ikan yang sedang sakit/stres sebaiknya jangan divaksinasi terlebih dahulu sampai ikan sehat lagi.

3. Suhu air relatif hangat (diatas 260C). Vaksinasi dan pemeliharaan ikan pada suhu air ≥ 28°C menyebabkan respon antibodi yang terbentuk akan lebih cepat dibandingkan dengan suhu air yang lebih rendah.

4. Air yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari unsur polutan. Air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proses pembentukan antibodi dalam tubuh ikan.

Sumber: http://dkp.jatengprov.go.id

​PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN NASUTUS

Penulis: Bambang Iswanto dan Evi Tahapari
Patin  nasutus  (Pangasius  nasutus  Bleeker,  1863)  (Pangasiidae;  Pisces)  merupakan  salah  satu  spesies  ikan  patin  yang  potensial  sebagai kandidat baru komoditas perikanan budidaya. Upaya pengembangan budidaya patin nasutus memerlukan informasi-informasi biologis dasar berkaitan dengan perkembangan embrio dan larvanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan embrio dan larva patin nasutus.  

Embrio  dan  larva  diperoleh  melalui  pemijahan  buatan  induk-induk  patin  nasutus  koleksi  Balai  Penelitian  Pemuliaan  Ikan, Sukamandi. Pengamatan perkembangan embrio dan larva tersebut dilakukan secara mikroskopis. 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diameter oosit  terovulasi patin  nasutus  berkisar 1,40-1,65 mm  dan telur terfertilisasi  berkisar 1,90-2,15 mm.  

Perkembangan  embrio  patin nasutus untuk tahap morulasi, blastulasi, gastrulasi, organogenesis dan penetasan terjadi dalam periode waktu (menit) 20-200, 190-220, 210-660, 600-1.140 dan 1.800-2.160, setelah pembuahan pada suhu media inkubasi 28-29oC. 

Panjang total larva yang baru menetas berkisar 4,80-5,10  mm  dengan  bagian  anterior,  posterior  dan  dorsal  kantung  kuning  telur  telah  berpigmen  hitam,  dan sebuah  noktah  hitam  pada pangkal  batang  ekor  merupakan  karakteristik  khas  dari  larva  patin  nasutus  sejak  berumur  36  jam.  Volume  kantung  kuning  telur  sekitar 2,65±0,14 mm3, yang terserap  sekitar 50% pada umur 36 jam dan relatif  habis  terserap pada umur 78 jam. Larva  menyerupai ikan  patin nasutus dewasa pada umur tujuh hari. 


Larva Patin

Larva Patin

Larva patin nasutus menunjukkan sedikit perilaku kanibal sejak umur tiga hari, bertepatan dengan saat awal memerlukan pakan dari luar.

​Uji Efisiensi dan Efektivitas Vaksin HydroVac® untuk Penanggulangan Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Oleh: Berto Mulia Wibawa 

Dibawah Bimbingan : Rosidah dan Otong Suhara Djunaedi. 2010. 

Vaksin Ikan

Vaksin Ikan

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 5 Juli sampai dengan 24 Agustus 2009 di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur Bogor dengan penelitian pendahuluan pada tanggal 4 sampai dengan 28 Mei 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas Vaksin HydroVac® untuk menanggulangi infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). 
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : A (benih lele dumbo tidak diberi Vaksin HydroVac®), B (benih lele dumbo direndam oleh Vaksin HydroVac® rendaman ke-1), C (benih lele dumbo direndam oleh Vaksin HydroVac® rendaman ke-3), dan D (benih lele dumbo direndam oleh Vaksin HydroVac® rendaman ke-5).

Parameter yang diamati pada penelitian ini diantaranya tingkat kelangsungan hidup ikan, titer antibodi, diferensial leukosit, indeks fagositosis, dan kualitas air.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Vaksin HydroVac® efektif dan efisien dalam menanggulangi infeksi Aeromonas hydrophila hingga perendaman ulang ke-3 dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96,25%. 

Selain itu pemberian Vaksin HydroVac® mampu meningkatkan respon limfosit dalam menyediakan zat kekebalan tubuh serta mempertahankan respon sel-sel fagosit untuk melakukan fagositosis terhadap adanya antigen baru pada saat terjadi infeksi Aeromonas hydrophila.