Archive for August, 2016

Endoparasit pada ikan Patin

Microsporidians

Kadang parasit ini menyusup ke otot dan organ dalam ikan Patin. Kehadiran microsporidians tidak terlalu membahayakan ikan Patin, namun kehadiran spesies tertentu dapat secara signifikan mengurangi kualitas dan daya tarik fillet.

Myxobolus, Henneguya. 

Spesies Myxobolus dan Henneguya umumnya ditemukan pada ikan Patin. Parasit ini menyebabkan luka serius dan kematian. Dan dapat menyebakan tekstur daging ikan rusak dan tidak memiliki nilai aestetika sehingga tidak memiliki nilai jual di pasaran.  Fase presporogonik pada parasit tertentu menyebabkan inflammasi pada gelembung renang dan penyakit pembesaran ginjal. Infeksi dapat tersebar luas, namun tidak ada pengobatan yang efektif. Untuk mengontrol parasit ini lakukan pengeringan dan pengapuran kolam sebelum bibit Patin ditebar.


Ektoparasit Pada Ikan Patin

​Ektoparasit adalah sejenis parasit yang hidupnya pada inangnya (hewan tuan rumah). Hewan sejenis Ektoparasit ini juga dikenal dengan sebutan epizoa. Hewan ektoparasit yang hidup secara parasit pada tubuh lain ini hidup dipermukaan bagian luar tubuh atau bagian-bagian lain yang mudah di jangkau dari luar.

Eksoparasit yang sering ditemukan pada ikan Patin diantarnya adalah:

Monogenea 

Monogenea adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Hewan dari kelas Monogenea umumnya parasit. Hewan ini juga tidak memiliki rongga tubuh. Monogenea mempunyai sistem pencernaan sederhana yang mencakup lubang mulut, usus, serta anus. Contohnya Noebenedenia.

Monogenea

Monogenea

Pada tahap awal hidupnya, Monogenea memiliki sebuah organ mirip kait di bagian posteriornya yang disebut haptor. Hewan dewasa memiliki prohaptor (untuk makan) dan opisthaptor (untuk menempel). Monogenea dapat ditemukan dikulit, sirip, dan insang ikan. Monogenea biasanya hermafrodit. Siklus hidupnya tidak mengalami reproduksi aseksual. Pada reproduksinya dihasilkan telur yang akan mengalami tahap larva, disebut onkomirasidium. Hewan dewasanya memakan darah, lendir, serta sel-sel epitel inangnya.

Tanda-tanda ikan Patin tejangkit parasit Monogenea adalah:

– berenang perlahan-lahan di permukaan air, 

– banyak mengeluarkan lendir untuk mencoba menghilangkan parasit 

– warna kulit menjadi pucat, 

– insang terlihat bengkak. 

– nafsu makan berkurang akibatnya ikan menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi bakteri.  

Monogenea dapat dibasmi dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 ppm selama 24 jam.

Trichodina.

Trichodina merupakan ektokomensal yaitu menggunakan inang sebagai daerah untuk mencari makanannya (partikel air, bakteri dan detritus). Infeksi organisme ini dapat menyebabkan iritasi yang disebabkan oleh penempelan cawan adhesivenya. Jika permukaan tubuh ikan ditutupi oleh lapisan tebal parasit ini, maka dapat menimbulkan kerusakan yang serius pada sel epidermal. Dalam kondisi ini, Trichodinid berlaku seperti ektoparasit sejati yang memakan sel rusak dan bahkan dapat menembus masuk ke dalam  insang dan jaringan kulit. 

Trichodina

Trichodina

Ikan yang terserang parasit Trichodina sp., akan menjadi lemah dengan warna tubuh yang kusam dan pucat (tidak cerah), produksi lendir yang berlebihan dan nafsu makan ikan turun sehingga ikan menjadi kurus, gerakan lamban, sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada dinding kolam, iritasi, tubuh ikan tampak mengkilat karena produksi lendir yang bertambah dan pada benih ikan sering mengakibatkan sirip rusak atau rontok.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa ektoparasit Trichodina sp., mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan daya tahan tubuh ikan dengan rendahnya sistem kekebalan tubuh maka akan terjadinya infeksi sekunder. Kematian umumnya terjadi karena ikan memproduksi lendir secara berlebihan dan akhirnya kelelahan atau bisa juga terjadi akibat terganggunya sistem pertukaran oksigen, karena dinding lamela insang dipenuhi oleh lendir. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam ikan ke dalam larutan garam 200-1000 mg/L air selama 24 jam, atau ke dalam larutan formail 25 mg/L selama 24 jam.

Ichthyophthirius
Parasit Ichthyophthirius multifiliis atau white spot adalah parasit protozoa berbentuk cilia, yang menyebabkan penyakit bintik putih pada ikan. Penyakit ini merupakan masalah utama bagi produsen ikan di seluruh jaringan dunia. Ichthyophthirius multifiliis merupakan penyakit yang sangat penting diketahui untuk ikan daerah tropis, ikan mas, dan pakan ikan. Ukuran dewasa dari parasit ini dapat mencapai ukuran 0,5 sampai 1 mm.

Ciri ikan yang terserang Ichthyophthirius multifiliis adalah terdapat bercak putih pada tubuh dan siripnya. Ikan yang sudah terinfeksi Ichthyophthirius multifiliis cenderung berenang di permukaan atau bergerak menuju inlet dan biasanya akan menggosok badannya kedasar perairan. Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan merendam ikan pada larutan formalin 25 ppm selama 24 jam dengan larutan garam dapur (NaCl) selama 10 menit dengan kadar 10 – 30 ppm.


Seputar Antibiotik

​Beberapa penyakit pada ikan Patin disebabkan oleh bakteri. Untuk menanggulangi masalah bakteri, pembudidaya menggunakan obat antibiotik sebagai salah satu cara penyembuhan.

Berikut beberapa hal tentang obat antibiotik yang perlu untuk diketahui.

✩ Antibiotik adalah sebuah substansi yang dihasilkan dari mikroorganisme dalam konsentrasi rendah, sehingga dapat membunuh mikroorganisme lain.

✩ Antibiotik harus dikonsumsi dengan dosis yang tepat. Penggunaan antibiotik berlebihan justru akan membuat tubuh ikan rusak dan menyebabkan bakteri menjadi kebal obat.

✩ Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak nyatanya tidak hanya membunuh bakteri jahat dalam tubuh ikan, melainkan juga membunuh bakteri baik yang diperlukan tubuh. Ketika bakteri-bakteri baik ini mati, maka tempatnya semula akan digantikan dengan bakteri yang jauh lebih jahat.

✩ Kemudian, bakteri yang jahat ini akan mengalami kekebalan karena sudah terbukti berhasil melewati dosis antibiotik yang kuat. Bakteri jahat dalam tubuh ikan akan mengalami mutasi dan menjadi resisten terhadap antibiotik biasa.

✩ Ketika bakteri jahat ini tidak bisa dikalahkan, maka tubuh ikan  membutuhkan antibiotik dengan dosis lebih kuat. Hal ini akan berlanjut dengan kemampuan mutasi bakteri sehingga pada akhirnya tidak ada lagi antibiotik yang bisa membunuhnya.

✩  Karena itulah dianjurkan bijak dalam menggunakan antibiotik, gunakan dosis sesuai anjuran.

“Mencegah lebih baik dari pada mengobati”

Kelenjar Lendir pada Ikan

Lapisan kulit ikan

Lapisan kulit ikan

Kulit luar (epidermis) ikan mengandung kelenjar lendir yang mengeluarkan lendir sehingga ikan terasa licin bila dipegang. 
Lendir pada ikan berfungsi sebagai anti jamur dan anti bakteri  yang mampu melindungi ikan dari infeksi. Karena sifat licin itu juga membuat lebih sulit bagi parasit untuk mendapatkan menempel pada kulit ikan. 

Selain melindungi kesehatan ikan, keberadaan lendir juga mengurangi gesekan kulit dengan air sehingga menghemat energi dan membuat ikan berenang lebih efisien. 

Pada ikan tertentu lendir digunakan sebagai pertahanan diri, seperti hagfish  mampu menghasilkan sejumlah besar lendir yang digunakan untuk mencegah pemangsanya. Ada juga ikan yang menggunakan lendirnya untuk membuat sarang telur, seperti Sepat Siam.

Trichloroisocyanuric Acid

Trichloroisocyanuric Acid

Trichloroisocyanuric Acid

​Trichloroisocyanuric Acid merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C3Cl3N3O3. Senyawa ini digunakan sebagai disinfektan dalam perindustrian, agen pemutihan dan reagen dalam sintesis organik. Bentuk senyawa ini bubuk kristal putih, yang memiliki bau klorin yang sangat menyengat. Dipasaran kadang-kadang dijual dalam bentuk tablet atau granul untuk keperluan rumah tangga dan industri. Garam Trichloroisocyanuric acid dikenal sebagai Trichloroisocyanurates.

Senyawa Trichloroisocyanurates biasanya digunakan sebagai disinfektan, pembasmi alga dan pembunuh bakteri, biasa digunakan untuk kolang renang atau spa, agen pemutih dalam industri tekstil, mencegah dan mengobati penyakit di peternakan dan perikanan, perkebunan dan pengolahan air limbah.