Infeksi bakteri merupakan salah satu masalah yang serius dalam pemeliharaan ikan, karena itu diagnosa yang dilakukan terhadap penyakit bakterial harus dilakukan dengan setepat mungkin. Selama bertahun-tahun banyak bakteri yang sudah dapat diidentifikasi sebagai penyebab sakit pada ikan salah satunya Aeromonas (Dixon, 1990). Aeromonas terdapat di air tawar, tanah dan pada ikan (Post, 1987). Merupakan bakteri patogen oportunik yang dapat menjadi fatal jika lingkungan kurang bagus, hospes lemah, atau patogen utama.
Bakteri Aeromonas termasuk ke dalam family Pseudomonadaceae dan terdiri dari tiga spesies utama, yaitu A. punctata, A.hydrophila dan A.liquiefacieus yang bersifat patogen. Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar, terutama yang mengandung bahan organik tinggi. Ada pula yang berpendapat bahwa bakteri Aeromonas dapat hidup dalam saluran pencernaan (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri bersifat Gram negatif dan berbentuk batang. Merupkan agensia penyebab penyakit hemoragik septikemia (Bacterial Hemorrhagic Septicemia) atau MAS (Motile Aeromonas Septicaemia) atau ulcer disease atau red sore disease pada beragam spesies ikan air tawar (White, 1991). Pada umumnya Aeromonas hydrophila merupakan oportunis karena penyakit yang disebabkannya mewabah pada ikan-ikan yang mengalami stress atau pada pemeliharaan dengan padat tebaran yang tinggi.
Aeromonas hydrophila dapat diisolasi dari ginjal atau darah pada media nutrien biasa. Koloni berwarna putih kekuningan, circular, conveks terbentuk dalam waktu 24 jam pada suhu 22-28°C. Aeromonas hydrophila mungkin penyebab paling penting wabah penyakit yang parah pada ikan air tawar yang dibudidaya di kolam dan ikan liar (Roberts, 2001).
Aeromonas hydrophila dapat dibedakan dari Aeromonas salmonicida dengan uji-uji biokemis. Perbedaan karakter atau sifat-sifat biokimia antara Aeromonas salmonicida dengan Aeromonas hydrophila:
Ikan yang terinfeksi Aeromonas hydrophila biasanya pada keadaan stress karena suatu faktor dan menunjukkan warna yang lebih gelap dengan hemoragi iregular yang luas pada permukaan tubuh dan basis (pangkal) sirip serta ascites. Hemoragi pada permukaan tubuh mungkin mengalami ulserasi membentuk lesi nekrotik yang dangkal. Terdapat lesi kulit dasar sirip dengan area hemoragi yang bervariasi dan nekrosis hingga ke otot. Organ internal pada ikan yang dinekropsi terlihat kongesti dengan hemorhagi pada organ dalam (Roberts, 2001). Hemorrhagic septicaemia juga ditandai dengan adanya lesi permukaan yang kecil, sering diikuti dengan lepasnya sisik, hemorhagi lokal biasanya pada insang, ulser, abses, exopthalmia dan distensi abdominal. Organ bagian dalam mungkin mengalami akumulasi cairan asites, anemia dan kerusakan organ terutama ginjal dan hati (Austin dan Austin, 1987).
Tampak adanya nekrosis pada ren, jaringan hemopoetik lien, begitu pula terjadi pada jantung, hati, dan pankreas. Selaput mukosa intestinal biasanya mengalami nekrosis dan terlepas ke lumen, kulit mengalami oedema yang parah pada bagian dermis dan hiperemia pada stratum retikularis, epidermis mengalami spongiosis dan ulserasi diikuti nekrosis hemorhagik sampai ke otot bagian bawah, tetapi biasanya lesinya lebih superfisial daripada vibriosis (Moeller, 2001).
Pengendalian dilakukan dengan antibiotik atau sulfonamid yang poten, tetapi ikan yang terinfeksi biasanya anoreksia, pengobatan secara parenteral mungkin diperlukan. Pengobatan harus diikuti dengan perbaikan lingkungan dan menghilangkan stressor (Roberts, 2001).
Penulis : drh Dewi Murni