Archive for March 14th, 2015

Diagnosa Infeksi Dactylogyrus sp.

Dactylogyrus sp

Dactylogyrus sp.

Dactylogyrus sp termasuk dalam filum: Vermes; Sub filum: Platyhelminthes; Kelas: Trematoda; Ordo: Monogenea; Famili: Gyrinidae; Genus: Dactylogyrus; Spesies: Dactylogyrus sp. (Handajani dan Samsundari, 2005).

Dactylogyrus merupakan cacing pipih (fluke) yang termasuk dalam parasit kelas trematoda monogenea. Cacing ini banyak menginfeksi ikan (Griffiths, 2008). Dactylogyrus memiliki alat penyerang yang disebut haptor atau ophishaptor. Sistem pencernaan sangat sederhana, mulut pada ujung anterior, dikelilingi oleh alat penghisap (Levine, 1994). Panjang parasit ini 0,2-0,5 mm dengan panjang maksimumnya 2.0 mm dan bagian posterior dilengkapi dengan 7 pasang kait tepi (marginal hooks) dan terdapat 1 pasang kait tengah (median hooks) pada ophishaptornya serta di bagian anterior terdapat 2-4 pigment spot atau mata  (Anonim, 2005).

Siklus hidup Dactylogyrus adalah secara langsung. Telur menetas kemudian menjadi larva bersilia yang disebut oncomiracidium, yang menyerang hospes atau hanya hidup bebas di air sebelum menempel pada hospes. Oncomiracidium menyerang hospes melalui organ posteriornya yang disebut opisthaptor (Anonim, 2000). Dactylogyrus sp. termasuk ovipar (Anonim, 2007). Telurnya sangat tahan terhadap senyawa kimia atau desinfektan sehingga untuk pemberantasan memerlukan tindakan yang bertahap dengan menggunakan lebih dari satu metode atau agensia pengendali parasit (Irianto, 2005).

Pada ikan air tawar, monogenea mampu membuat insang menjadi pucat dan swollen, membuat respirasi meningkat, dan ikan menjadi rendah toleran terhadap oksigen. Sebagian besar monogenea baik yang menyerang kulit maupun insang mampu membuat perubahan yang berarti pada tingkat kerusakan dan mortalitas. Infeksi sekunder dari bakteri dan jamur dapat terjadi pada jarinngan yang telah rusak oleh monogenea (Reed et al, 2005). Semua Dactylogyrus sp. akan merangsang sekresi mukus berlebihan, dapat menyebabkan tepi lamella insang tercabik atau luka. Pada infeksi berat akan mengganggu penyerapan oksigen sehingga ikan kekurangan oksigen dan operkula memerah (Irianto, 2005). Kulit juga pucat, bintik-bintik merah dibagian tubuh tertentu, produksi lendir tidak normal dan pada sebagian atau seluruh tubuh berwarna lebih gelap, sisik dan kulit terkelupas. Organ target Dactylogyrus adalah lamela primer (Kordi, 2004).

Dactylogyrus in fish

Parasit ini akan terlihat bila filamen insang dipisahkan dari arkus insang dan ditaruh pada kaca obyek yang ditutupi kaca penutup lalu diperiksa, karakteristik identifikasi berdasarkan kait dan matanya (Anonim, 2004).

Penulis: drh

Diagnosa Infeksi Aeromonas hydrophila

Hemorrhagic liver due to Aeromonas hydrophila infection

Bakteri Aeromonas pada Liver ikan

Infeksi bakteri merupakan salah satu masalah yang serius dalam pemeliharaan ikan, karena itu diagnosa yang dilakukan terhadap penyakit bakterial harus dilakukan dengan setepat mungkin. Selama bertahun-tahun banyak bakteri yang sudah dapat diidentifikasi sebagai penyebab sakit pada ikan salah satunya Aeromonas (Dixon, 1990). Aeromonas terdapat di air tawar, tanah dan pada ikan (Post, 1987). Merupakan bakteri patogen oportunik yang dapat menjadi fatal jika lingkungan kurang bagus, hospes lemah, atau patogen utama.

Bakteri Aeromonas termasuk ke dalam family Pseudomonadaceae dan terdiri dari tiga spesies utama, yaitu A. punctata, A.hydrophila dan A.liquiefacieus yang bersifat patogen. Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar, terutama yang mengandung bahan organik tinggi. Ada pula yang berpendapat bahwa bakteri Aeromonas dapat hidup dalam saluran pencernaan (Afrianto dan Liviawaty, 1992).

Aeromonas hydrophila merupakan bakteri bersifat Gram negatif dan berbentuk batang. Merupkan agensia penyebab penyakit hemoragik septikemia (Bacterial Hemorrhagic Septicemia) atau MAS (Motile Aeromonas Septicaemia) atau ulcer disease atau red sore disease pada beragam spesies ikan air tawar (White, 1991). Pada umumnya Aeromonas hydrophila merupakan oportunis karena penyakit yang disebabkannya mewabah pada ikan-ikan yang mengalami stress atau pada pemeliharaan dengan padat tebaran yang tinggi.

Aeromonas hydrophila dapat diisolasi dari ginjal atau darah pada media nutrien biasa. Koloni berwarna putih kekuningan, circular, conveks terbentuk dalam waktu 24 jam pada suhu 22-28°C.  Aeromonas hydrophila mungkin penyebab paling penting wabah penyakit yang parah pada ikan air tawar yang dibudidaya di kolam dan ikan liar (Roberts, 2001).

Aeromonas hydrophila dapat dibedakan dari Aeromonas salmonicida dengan uji-uji biokemis. Perbedaan karakter atau sifat-sifat biokimia antara Aeromonas salmonicida dengan Aeromonas hydrophila:

Diagosa Infeksi Aeromonas

Ikan yang terinfeksi Aeromonas hydrophila biasanya pada keadaan stress karena suatu faktor dan menunjukkan warna yang lebih gelap dengan hemoragi iregular yang luas pada permukaan tubuh dan basis (pangkal) sirip serta ascites. Hemoragi pada permukaan tubuh mungkin mengalami ulserasi membentuk lesi nekrotik yang dangkal. Terdapat lesi kulit dasar sirip dengan area hemoragi yang bervariasi dan nekrosis hingga ke otot.  Organ internal pada ikan yang dinekropsi terlihat kongesti dengan hemorhagi pada organ dalam (Roberts, 2001). Hemorrhagic septicaemia juga ditandai dengan adanya lesi permukaan yang kecil, sering diikuti dengan lepasnya sisik, hemorhagi lokal biasanya pada insang, ulser, abses, exopthalmia dan distensi abdominal. Organ bagian dalam mungkin mengalami akumulasi cairan asites, anemia dan kerusakan organ terutama ginjal dan hati (Austin dan Austin, 1987).

Tampak adanya nekrosis pada ren, jaringan hemopoetik lien, begitu pula terjadi pada jantung, hati, dan pankreas. Selaput mukosa intestinal biasanya mengalami nekrosis dan terlepas ke lumen, kulit mengalami oedema yang parah pada bagian dermis dan hiperemia pada stratum retikularis, epidermis mengalami spongiosis dan ulserasi diikuti nekrosis hemorhagik sampai ke otot bagian bawah, tetapi biasanya lesinya lebih superfisial daripada vibriosis (Moeller, 2001).

Pengendalian dilakukan dengan antibiotik atau sulfonamid yang poten, tetapi ikan yang terinfeksi biasanya anoreksia, pengobatan secara parenteral mungkin diperlukan. Pengobatan harus diikuti dengan perbaikan lingkungan dan menghilangkan stressor (Roberts, 2001).

Penulis : drh Dewi Murni