Archive for September 21st, 2013

Larva Patin: Kanibal ?

Alhamdulillah,

Puja dan puji hanya milik Allah semata, hanya dengan kehendak-Nya lah setiap peristiwa dapat terjadi.

Sore hari yang lumayan agak panas didalam farm tidak begitu terasa walau peluh bercucuran, sebanyak 38 aquarium ukuran 100cm x 200xm pada Farm-I ditebar larva sebanyak 5 sendok makan, dan di Farm-II dengan ukuran aquarium dan padat tebar yang sama telah terisi 15 aquarium. Perkiraan total larva patin ditebar sekitar 2.5 juta.

Setiap kali bibit patin masih berupa larva selalu menjadi perhatian adalah ada saja larva patin yang bertumpuk satu sama lain saling menggigit. Apakah ini yang disebut kabibalisme larva patin ?

Ternyata tidak, kanibalisme sama sekali bukan sifat larva patin atau bibit patin. Menurut artikel ilmiah dari sciencedirect, kabibalisasi larva patin lebih disebabkan karena faktor morfologi, yaitu bentuk dan struktur mulut larva patin.

Artikel tersebut membuat penasaran untuk membuktikan kebenaranya, maka saat waktu rutin penyiponan tiba diambil contoh dari tumpukan larva patin yang mati,

Tumpukan Larva Patin yang mati

Tumpukan Larva Patin yang mati

Namun sulit dilihat, bentuk dan struktur dari mulut patin, karena tumpukan tersebut sudah berlendir bercampur dengan kotoran.

Begitu juga dengan sample dari dua larva patin yang saling menggigit satu sama lain, separuh rahang larva patin menempel pada larva patin lainnya (gb.1A). Tidak begitu jelas terlihat bentuk dan struktur  mulut larva patin, padahal sudah menggunakan pembesaran mikroskop 10 x 12.5.

Akhirnya, sample larva patin yang diambil diletakan pada kaca objek, hanya sedikit air tersisa, tidak cukup bebas larva patin bergerak. Sehingga dapat dilihat posisi larva patin sedang membuka mulutnya.

Sayangnya mikroskop belum dilengkapi dengan electronic eyepiece yang dapat digunakan untuk merekam atau menyimpan penampakan bentuk dan struktur mulut larva patin.

Apa yang terlihat dengan mikroskop seperti gambar yang didapat dari internet berikut

Gambar 2. C dan D, adalah gambar seperti yang kami lihat di mikroskop dengan pembesaran 10 x 12.5, terlihat gigi larva patin sudah muncul pada umur 40 jam setelah menetas, Dan persis apa yang kami saksikan, mulut patin kadang terbuka kecil (gambar 2.C) dan kadang terbuka lebar (gambar 2.D)

Bila bentuk gigi diperbesar seperti gambar 3. diatas, maka tidak heran bila larva patin yang berenang sehat lincah dengan kondisi mulut larva yang kadang terbuka lebar dan keadaan gigi yang sudah muncul diusia beberapa jam setelah menetas, maka bila dua atau lebih larva patin bertabrakan dimana salah satu mullut larva patin terbuka lebar, mengenai larva lainnya, -bagian manapun, maka larva dengan mulut yang terbuka tersebut akan menempel pada larva lainnya tanpa mampu dilepaskan.

Sekarang kami faham bahwa ikan Patin bukan jenis ikan kanibal, mortalitas tinggi larva patin lebih dikarenakan bentuk dan struktur mulut yang sudah ditumbuhi gigi tajam sejak menetas.

Bacaan :
Morphological factors behind the early mortality of cultured larvae of the Asian catfish, Pangasianodon hypophthalmus

Kehati-hatian dalam berdo’a

bismillah

Allah Subhanahu Wata’ala akan mengabulkan do’a bagi hambanya yang dikehendaki, dengan syarat hambanya seorang yang beriman dan patuh terhadap perintahnya,

Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 186,

Al Baqarah 186

Al Baqarah 186

Artinya

‘Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.’ (QS.2:186)

dan firman Allah dalam surat Ghafir ayat 60, (surat Ghafir dikenal juga dengan nama surat Al Mukmin)

Ak Mukmin 60

Ghafir 60

Artinya:

‘Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”.’ (QS.40:60)

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata : Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya ‘an ‘ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Dari Nu’man bin Basyir bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Doa adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”. [Ghafir : 60].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : Sebaiknya hadits Nu’man di atas difahami secara arti bahasa, artinya berdoa adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya : “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”. Dalam ayat ini orang yang tidak mau tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut orang-orang yang sombong, sehingga berdoa mempunyai keutamaan di dalam ibadah, dan ancaman bagi mereka yang tidak mau berdoa adalah hina dina. [Fathul Bari 11/98].

Berdoa umumnya mencakup semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukannya. Kebaikan di dunia itu mencakup semua yang didambakan dalam kehidupan dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, istri yang cantik, rezeki yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang nyaman, sebutan atau jabatan yang tinggi, dan masih banyak lagi yang kesemuanya tercakup dalam pengertian kebaikan di dunia.

Adapun mengenai kebaikan di akhirat, yang paling utama adalah dimasukan kedalam Jannah Allah dan hal-hal yang berkaitan dengan segala kenikmatan Jannah, seperti rasa aman dan jauh dari rasa takut yang amat sangat besar di padang mahsyar, dimudahkan dalam proses hisab, dan harapan lainnya yang dapaknya baru akan dirasakan setelah ruh berpisah dengan raga.

Bila do’a adalah ibadah, maka tata cara berdoa sudah diatur Allah yang disampaikan Rasulillah Salallahu ‘alaihi wasalam.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 200-203

2_200 2_201 2_202

Artinya:

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”

Wallahu A’lam Bishawab