Archive for September 11th, 2013

Oven-baked Patin Fish

Roasted Pangasius Fish
Bahan

350 gram fillet ikan patin
Air jeruk
Garam dan merica secukupnya
15 gram bawang bombay mentah
20 gram paprika kuning, iris
40 gram tepung roti
0.66 sendok makan minyak zaitun
Siapkan piring oven anti lengket (berbahan teflon).

Cara

Letakan fillet Patin diatas piring,
Taburi  dengan garam dan merica sesuai selera,
Taburkan berturut-turut irisan tipis bawang bombay, paprika,  tepung roti dan lumuri minyak zaitun.
Panggang dalam oven pada 180 derajat sampai matang (sekitar 20 menit)

Sajikan dengan campuran salad.

Jumlah Porsi: 2

source: http://recipes.sparkpeople.com

Patin Bumbu Rica

Patin Bumbu Rica

Patin Bumbu Rica

Foto: Agus Dwianto

Bahan:
2 ekor ikan patin
1 bh jeruk nipis, ambil airnya
1 sdm garam
1 lt minyak, untuk menggoreng

Bumbu Rica:
3 sdm minyak, untuk menumis
10 btr bawang merah, iris
5 siung bawang putih, iris
100 gr cabai merah besar, tumbuk kasar
2 bh tomat, potong-potong
2 btg serai, iris tipis
2 cm lengkuas, memarkan
1 lbr daun pandan, iris halus
1 sdt garam
½ sdt penyedap rasa

Cara Membuat:
Bersihkan ikan, potong menjadi 3 bagian, lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 10 menit.

Panaskan minyak, goreng ikan sampai matang dan kering. Angkat dan tiriskan. Sisihkan.

Bumbu Rica : Panaskan minyak, tumis bawang bawang merah dan bawang putih sampai harum dan matang. Masukkan cabai merah, tomat, serai, lengkuas, daun pandan, garam, dan penyedap rasa, aduk rata, masak sampai matang.

Masukkan ikan patin yang sudah digoreng, aduk rata. Sajikan hangat bersama nasi.

Resep : Dahrani Putri | Uji Dapur : Dewi | Penata Saji : T. Firta Hapsari | Foto : Agus Dwianto

sumber : tabloidnova.com

Ketersediaan Ikan Dukung Ketahanan Pangan

JAKARTA-Kepulauan di Indonesia memiliki beragam jenis ikan dan ketersediannya dapat mendukung ketahanan pangan. Disaat melambungnya harga daging, masyarakat masih dapat memperoleh protein yang relatif terjangkau dengan menkonsumsi ikan. “Ikan-ikan budi daya seperti bandeng, mujair, itu ketersediannya baik jadi bisa mendukung ketahanan pangan,” kata Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjaried Widjaja di Jakarta, Rabu (26/6).
Dia mengatakan tingkat konsumsi ikan masyarakat terus membaik. Jumlahnya pun jauh meninggalkan tingkat konsumsi daging yang hanya dikisaran 2,2 kilogram (kg) per kapita per tahun. “Konsumsi ikan kita lebih tinggi, 31 kg per kapita per tahun. Bisa dibandingkan dengan daging, tapi kalau ngga ada daging ributnya luar biasa,” ujar dia.
Ia mengakui masih perlu lebih giat lagi mensosialisasikan pangan berbasis ikan kepada masyarakat. Karena angka 31 kg per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara Asia lain. Sebuah studi mencatat konsumsi ikan masyarakat Jepang mencapai 140 kg per orang per tahun, sedangkan masyarakat negeri Gingseng (Korea) mencapai 60 kg per orang per tahun.
Sementara bangsa-bangsa di Afrika dan Amerika Latin mengkonsumsi rata-rata di bawah 20 kg per kapita per tahun. Bangsa Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa, Australia, dan Asia dikenal sebagai bangsa pemakan ikan paling banyak daripada orang Afrika atau Amerika Selatan. Secara umum, Jepang, Amerika Serikat, Norwegia, Kanada, Denmark, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Korea Selatan, adalah bangsa-bangsa yang mengkonsumsi banyak ikan.
Konsumsi Dalam Negeri
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim meminta pemerintah untuk memprioritaskan konsumsi pangan dalam negeri. Selama ini masih terdapat sejumlah komoditas yang dinilai masih lebih didahulukan untuk konsumsi warga luar negeri dibanding untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Pemerintah harus prioritaskan pemenuhan konsumsi pangan perikanan bergizi tinggi di dalam negeri,” kata dia. Abdul Halim mencontohkan, Indonesia sebagai negara produsen tuna, ternyata banyak memenuhi beragam permintaan dari komoditas tersebut yang datang dari luar negeri.
America ten most popular species

America ten most popular species

Ia memaparkan, permintaan terbesar akan tuna Indonesia adalah dari Jepang sebanyak 36,84 persen, yang disusul secara berturut-turut oleh Amerika Serikat (20,45 persen) dan Uni Eropa (12,69 persen). Sedangkan kinerja ekspor tuna Indonesia, ujar dia, terus mengalami peningkatan sejak tahun 2009. “Dengan produksi pada tahun 2011 yang mencapai 230.580 ton, menunjukkan lebih dari 60 persen produksi tuna di Indonesia dipasarkan di luar negeri,” katanya.
Dia mengingatkan konsumsi ikan domestik atau dalam negeri terus menerus mengalami peningkatan dari 28,28 kilogram/kapita pada 2007 menjadi 36,98 kilogram/kapita pada 2011.
Annual Seafood Consumption by Country

Annual Seafood Consumption by Country

“KKP harus lebih serius menunjukkan keberpihakannya terhadap nelayan tradisional selaku pahlawan protein dan menyambungkan akses pasarnya sehingga bisa diperoleh dengan mudah oleh konsumen dalam negeri,” katanya.
Sumber: KORAN JAKARTA.COM