JAKARTA-Kepulauan di Indonesia memiliki beragam jenis ikan dan ketersediannya dapat mendukung ketahanan pangan. Disaat melambungnya harga daging, masyarakat masih dapat memperoleh protein yang relatif terjangkau dengan menkonsumsi ikan. “Ikan-ikan budi daya seperti bandeng, mujair, itu ketersediannya baik jadi bisa mendukung ketahanan pangan,” kata Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjaried Widjaja di Jakarta, Rabu (26/6).
Dia mengatakan tingkat konsumsi ikan masyarakat terus membaik. Jumlahnya pun jauh meninggalkan tingkat konsumsi daging yang hanya dikisaran 2,2 kilogram (kg) per kapita per tahun. “Konsumsi ikan kita lebih tinggi, 31 kg per kapita per tahun. Bisa dibandingkan dengan daging, tapi kalau ngga ada daging ributnya luar biasa,” ujar dia.
Ia mengakui masih perlu lebih giat lagi mensosialisasikan pangan berbasis ikan kepada masyarakat. Karena angka 31 kg per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara Asia lain. Sebuah studi mencatat konsumsi ikan masyarakat Jepang mencapai 140 kg per orang per tahun, sedangkan masyarakat negeri Gingseng (Korea) mencapai 60 kg per orang per tahun.
Sementara bangsa-bangsa di Afrika dan Amerika Latin mengkonsumsi rata-rata di bawah 20 kg per kapita per tahun. Bangsa Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa, Australia, dan Asia dikenal sebagai bangsa pemakan ikan paling banyak daripada orang Afrika atau Amerika Selatan. Secara umum, Jepang, Amerika Serikat, Norwegia, Kanada, Denmark, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Korea Selatan, adalah bangsa-bangsa yang mengkonsumsi banyak ikan.
Konsumsi Dalam Negeri
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim meminta pemerintah untuk memprioritaskan konsumsi pangan dalam negeri. Selama ini masih terdapat sejumlah komoditas yang dinilai masih lebih didahulukan untuk konsumsi warga luar negeri dibanding untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Pemerintah harus prioritaskan pemenuhan konsumsi pangan perikanan bergizi tinggi di dalam negeri,” kata dia. Abdul Halim mencontohkan, Indonesia sebagai negara produsen tuna, ternyata banyak memenuhi beragam permintaan dari komoditas tersebut yang datang dari luar negeri.

America ten most popular species
Ia memaparkan, permintaan terbesar akan tuna Indonesia adalah dari Jepang sebanyak 36,84 persen, yang disusul secara berturut-turut oleh Amerika Serikat (20,45 persen) dan Uni Eropa (12,69 persen). Sedangkan kinerja ekspor tuna Indonesia, ujar dia, terus mengalami peningkatan sejak tahun 2009. “Dengan produksi pada tahun 2011 yang mencapai 230.580 ton, menunjukkan lebih dari 60 persen produksi tuna di Indonesia dipasarkan di luar negeri,” katanya.
Dia mengingatkan konsumsi ikan domestik atau dalam negeri terus menerus mengalami peningkatan dari 28,28 kilogram/kapita pada 2007 menjadi 36,98 kilogram/kapita pada 2011.

Annual Seafood Consumption by Country
“KKP harus lebih serius menunjukkan keberpihakannya terhadap nelayan tradisional selaku pahlawan protein dan menyambungkan akses pasarnya sehingga bisa diperoleh dengan mudah oleh konsumen dalam negeri,” katanya.
Sumber: KORAN JAKARTA.COM
You must be logged in to post a comment.