Perikanan Budidaya Baru Digarap 11%
Sharif memaparkan, potensi perikanan budidaya mencapai lebih dari 9,58 juta hektare, tetapi pada 2010 yang tecatat baru dimanfaatkan seluas 1,11 juta hektare.
Menurut dia, potensi perikanan seluas 9,58 juta hektare itu terdiri atas potensi tambak 1,22 juta hektare dan potensi budi daya laut seluas 8,36 juta hektare.
“Potensi perikanan budi daya tersebut meliputi budidaya laut, budi dayatambak, budi daya kolam, budi daya keramba, budi daya jaring apung dan budi daya sawah,” kata dia
Namun, menurut Sharif, meski pemanfaatan potensi perikanan budidaya belum optimal, produksi perikanan budidaya menunjukkan kenaikan signifikan dari produksi yang tercatat 4.78 juta ton tahun 2010 naik menjadi sekitar 6,97 juta ton pada 2011.
Dia menjelaskan, peningkatan produksi perikanan tersebut baik perikanan budi daya maupun tangkap belum mampu mencukupi permintaan dalam negeri. Permintaan itu termasuk dari industri pengolahan perikanan untuk dijadikan bahan baku.
“Dari kebutuhan bahan baku pemindangan saja yang sebanyak 157.838 ton per bulan, saat ini hasil produksi ikan tangkap nasional untuk jenis ikan pindang hanya sekitar 76.434 ton per bulan. Artinya, terdapat kekurangan bahan baku ikan pindang sekitar 5137%,” kata dia.
Sharif mengemukakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak bisa memaksakan untuk memenuhi kebutuhan baku industri pindang yang berasa) dari perikanan tangkap karena keterbatasan sumber daya ikan di laut maupun faktor cuaca. Untuk itu, menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengedukasi para pemindang untuk mendiversifikasi usahanya dengan usaha pengolahan perikanan budidaya seperti bandeng presto.
“Tentunya hal ini harus diikuti upaya peningkatan produksi ikan bandeng sebagai bahan bakunya Karena itu, bandeng merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang kami prioritaskan imtuk dikembangkan, selain udang-dan patin.” kata Sharif,.
Sumber : Investor Daily
You must be logged in to post a comment.