Archive for June 4th, 2013

Indonesia akan Lepas Ketergantungan Impor Patin Vietnam

Antara – Min, 7 Apr 2013

Jakarta (Antara) – Indonesia akan melepas ketergantungan dari impor ikan patin Vietnam yang selama ini kerap dilakukan untuk memenuhi berbagai pasokan kebutuhan konsumen di Tanah Air.

“Patin asal Vietnam dengan kualitas bagus dan murah menjadi ancaman serius bagi patin lokal,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Sharif, apabila impor patin terus-menerus dilakukan, maka patin lokal dikhawatirkan akan tidak lagi memiliki daya saing.

Menteri Kelautan dan Perikanan mengingatkan, untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti di perhotelan dan restoran, maka diperlukan patin kualitas super yang mencapai kurang lebih 100 ton per bulan.

“Beberapa tahun yang lalu kebutuhan ini dicukupi melalui impor dari Vietnam,” katanya.

Ia mengemukakan, kendala utama dalam produksi patin dalam negeri adalah faktor penguasaan teknologi, karakteristik sumber daya alam, dan efisiensi produksi yang rendah.

Untuk mengatasi kendala tersebut, ujar dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan upaya penelitian dan pengembangan teknologi budidaya dan pascapanen agar mutu patin lokal berkualitas sama dengan patin impor.

Selain itu, KKP melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2011 juga telah melakukan pengendalian terhadap impor produk fillet patin.

Kebijakan tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat membuat industri patin lokal bergairah serta membuat segmentasi pasar patin yang selama ini diisi produk impor dapat dipasok oleh para pembudidaya filet patin dalam negeri.

Sharif juga menuturkan, kebijakan itu akan mendorong para pelaku usaha untuk semakin meningkatkan produksi terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar untuk domestik.

“Di masa mendatang bila memungkinkan hasil produksi patin juga akan diekspor. Kebutuhan patin yang sangat besar untuk pasar domestik harus dapat dipenuhi dari produksi sendiri,” cetusnya. (da)

Sumber:
http://id.berita.yahoo.com/indonesia-akan-lepas-ketergantungan-impor-patin-vietnam-053012519–finance.html

Kebiasaan Berkembang Biak Ikan Patin

 

Pada habitat aslinya, induk ikan Patin memijah pada musim penghujan, dialam bebas biasanya burayak Patin ditemukan pada bulan Maret-Mei.

Induk Patin akan matang kelamin mulai pada usia 2-3 tahun, dengan berat diatas 2 kg. Untuk induk betina dengan berat sekitar 6 kg mampu menghasilkan iatas 1 juta butir telur.

Perkembangan telur dan sperma dipengaruhi oleh suhu lingkungan,  daerah tropis lebih cepat berkembang dibanding dengan daerah subtropis.

Di alam bebas habitat aslinya, induk patin yang siap memijah biasanya hidup bergerombol pada musim kawin. Induk betina yang matang kelamin akan mengeluarkan telurnya pada saat musim penghujan,  dimana arus air sungai yang deras mengaduk lumpur dipermukaan dasar sungai. Pembudidaya yang menggunakan corong penetasan biasanya menggunakan lumpur halus untuk membilas telur yang sudah dibuahi, meniru cara alami ikan Patin dihabitat aslinya.

image
Panen Artemia

Ikan Patin di kolam budidaya tidak bisa memijah secara alami. Dibutuhkan campur tangan manusia untuk melakukan pemijahan buatan. Proses meijahan buatan dari mulai memilih induk betina yang matang telur, melakukan rangsangan suntik hipofisa atau Ovaprim, pengurutan telur dan sperma, pengadukan sampai dengan menetaskan telur.

Telur yang baik berwarna putih jernih agak kekuning-kuningan, agak sulit mendeskripsikan warna telur ikan yang sudah matang, pada akhirnya pembudidaya biasanya akan hafal warna yang dimaksud sejalan dengan pengalaman yang mereka lalui. Cara terbaik untuk mengetahui secara pasti kematangan telur ikan dapat menggunakan mikroskop dengan bantuan cairan sera.

Telur yang sudah dibuahi akan menetas 18-24 jam pada suhu 29-30C, sedang pada suhu 26-28C telur akan menetas sampai 27 jam. Bila menggunakan aquarium sebagai media penetasan, ciri telur sudah sebagian besar menetas adalah telah terlihat banyaknya kulit telur yang berkumpul didekat batu airasi.

Seperti pada umumnya ikan yang baru menetas, larva ikan Patin pun membawa kuning telur sebagai cadangan makanan untuk 48 jam. Akan tetapi waktu yang paling baik mulai memberikan pakan tambahan pada larva adalah dengan memantau langsung tabiat larva. Bila ditemukan ada kanibalisme, maka saat itu larva dah perlu diberikan pakan tambahan. Biasanya diberikan Artemia yang dikultur dalam kurun waktu 18 jam atau kadang kurang dari 18 jam.

*****